Washington DC – Sejumlah analis hubungan internasional memprediksi Amerika Serikat akan segera mengerahkan hampir setengah dari kapal induknya di kawasan Indo Pasifik. Hal ini merupakan respon Amerika Serikat atas makin meningkatnya aktivitas militer China dan Korea Utara. Bila prediksi para analis tersebut menjadi kenyataan, maka inilah kali pertama kali pertama Amerika Serikat menempatkan lima kapal induk dalam satu kawasan di waktu yang bersamaan.
Sejauh ini, prediksi tersebut sudah menunjukkan kebenarannya. Fleet and Marine Tracker dari Institut Angkatan Laut AS menginformasikan bahwa USS Abraham Lincoln sudah keluar dari kandangnya di San Diego, California. Tanggal 5 Februari 2024 kemarin, kapal induk anggota Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat ini sudah berlayar menuju Pasifik barat. Selanjutnya ada USS Ronald Reagan, USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt, dan kapal induk bertenaga nuklir USS George Washington juga akan merapat di tempat yang sama.
“Kapal induk adalah salah satu aset yang paling terlihat dalam militer kita. Mengerahkan banyak kapal induk ke suatu wilayah mengirimkan sinyal yang sangat jelas kepada musuh. Mengingat perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah, dan serangan Houthi di Laut Merah, militer Amerika Serikat ingin memberikan sinyal, bahwa mereka dapat menangani situasi tersebut sambil tetap fokus pada prioritas utama, yaitu Indo-Pasifik.,” kata Brian Hart, peneliti China Power Project dari Center for Strategic yang berbasis di Washington, Amerika Serikat.
Meskipun tidak ada aktivitas militer China yang signifikan di Selat Taiwan, situasi dapat berubah dalam beberapa bulan mendatang. Apalagi Amerika Serikat menengarai China akan meningkatkan aktivitas militer menjelang hari pelantikan presiden Taiwan pada bulan Mei nanti.
China memang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, yang jika perlu dapat dikendalikan oleh daratan. Sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat, tidak mengakui pulau tersebut sebagai negara merdeka. Namun Amerika Serikat menentang segala upaya pengambil alihan Taiwan secara paksa dan berkomitmen untuk memasok senjata ke Taipei.


