Jakarta – Direktur Imparsial Gufron Mabruri mengklaim selama periode 13 November -5 Februari 2024 menemukan 121 kasus kecurangan Pemilu. Jika diamati lebih jauh, pihak yang paling diuntungkan dari kecurangan-kecurangan itu adalah pasangan capres-cawapres Prabowo- Gibran.
“Secara politik yang lebih menguntungkan ya itu kandidat nomor urut 02 Prabowo-Gibran ini real ya. Berdasarkan fakta kasusnya kita kumpulkan dari berbagai wilayah di Indonesia,” katanya dalam dari siaran langsung YouTube Imparsial.
Jumlah 121 kasus tersebut terbagi dalam tiga kategori, yaitu pelanggaran netralitas dengan menggunakan ekspresi simbol, penyalahgunaan kekuasaan negara, dan pelanggaran profesionalitas oleh penegak hukum. Dari lokasi terjadinya, kasus kecurangan Pemilu paling banyak terjadi di Jakarta.
“Disusul berikutnya Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, Banten dan Jawa Timur,” tambahnya.
Namun ada juga kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh aparatur negara dari berbagai tingkatan.
“Paling besar itu ada 38 dukungan ASN di berbagai level terhadap capres-cawapres tertentu,” ujarnya.
Gufron menambahkan bahwa ada 16 kasus kampanye terselubung, 14 kasus dukungan terhadap kandidat tertentu, serta 10 kasus politisasi bansos yang dilakukan oleh presiden menguntungkan salah satu kandidat capres. Kemudian delapan penggunaan fasilitas negara juga lima tindakan intimidasi terselubung oleh tenaga profesional.
“Misalnya pemanggilan kepala desa dengan alasan adanya laporan kasus, untuk dimintai keterangan terkait laporan yang di laporkan ke pihak penegak hukum,” katanya.