Jakarta – Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto, menyatakan wajar jika saat ini hasil-hasil survei tidak bisa dijadikan satu indikator jaminan kemenangan di Pemilu. Pasalnya, selama masa kampanye Pemilu 2024 di daerah-daerah telah terjadi anomali atau penyimpangan.
Hal itu disampaikan Hasto menjawab pertanyaan media massa usai konferensi pers di Media Center Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat.
Kata Hasto, dalam Pemilu 2024 ini, wajar jika masyarakat melihat bahwa tidak ada yang bisa memastikan kemenangan hanya dari beberapa indikator seperti dahulu misalnya hasil survei.
Sebab, saat ini sudah terjadi penyimpangan-penyimpangan di sejumlah daerah, misalnya pemberian Bantuan Sosial atau bansos.
“Apakah ini akan model seperti dulu, sudah bisa diperkirakan hasilnya? Sementara survei-survei pun tidak bisa dijadikan indikator. Karena di daerah itu sudah terjadi anomali. Di bawah sudah terjadi kondisi yang tidak normal akibat banjir bansos pada daerah-daerah tertentu, kemudian juga intimidasi yang sulit dihindari,” ujarnya.
Hasto melanjutkan, pihaknya mengimbau agar TNI-Polri, terlebih di masa tenang Pemilu 2024 ini, bisa bersikap netral. Itu semua agar hal-hal yang menyimpang tidak terus terjadi.
“Hanya kami mengimbau TNI/Polri agar betul-betul netral,” pungkasnya.
Lalu bagaimana dengan nasib PDIP? Hasto menegaskan, jika PDIP merupakan partai ‘Wong Cilik’ dengan basisnya kekuatan dari akar rumput. Sehingga bisa menghasilkan kader-kader terbaik, terbukti dengan banyak kepala daerah mumpuni dari PDIP.
“Bagi PDI Perjuangan, kami ini partai, dengan kekuatan di grassroot, partai wong cilik. Partai yang terus mencetak kader-kader sehingga 54 persen mampu menjadi kepala daerah dan menjadi kepala daerah juga banyak yang berprestasi misalnya ada ibu-ibu dari Banyuwangi. Mas Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya. Bu Ita Wali Kota Semarang. Semuanya,” kata Hasto.
“Kami memiliki kepala daerah yang bisa dibanggakan. Sehingga dengan kekuatan kolektif dari gerakan pilar partai, maka kami berada di akar rumput,” sambungnya.