Bagi warga masyarakat keturunan Tionghoa, tahun baru Imlek adalah momen yang sangat istimewa. Inilah waktu bagi semua anggota keluarga untuk berkumpul dengan orangtua. Secara umum, perayaan Tahun Baru Imlek diisi dengan berdoa, memohon doa orangtua, makan bersama, dan membagikan angpao (amplop merah berisi uang).
Malam sebelum tahun baru Imlek, biasanya keluarga melakukan tradisi makan bersama yang disebut Sa Cap Me. Seorang teman yang bernama Cyntia Abadi mengaku sampai saat ini masih melakukan tradisi tersebut.
“Hidangan wajib saat Sa Cap Me adalah nasi, lauk, buah, teh, dan arak. Semua disusun sedemikian rupa di depan altar Kwan Te Kong sembari mendoakan para leluhur,” kata wanita pemilik Studio Senam Aerobik ini.
Ia kemudian menjelaskan beberapa menu wajib saat perayaan tahun Baru Imlek.
- Yu Sheng
Sejenis salad yang dibuat dari irisan ikan salmon dan bermacam irisan sayuran dan buah. Di antaranya timun, wortel, lobak, dan jeruk Bali. Yu sheng dihidangkan dengan taburan kacang wijen dan saos plum.
Saat disantap, sayuran dan ikan harus diangkat tinggi-tinggi ketika diaduk menggunakan sumpit. Konon semakin tinggi diangkat, makin baik pula peruntungan dan kemakmuran di tahun yang baru.
- Ikan Bandeng (Yu)
Dalam bahasa China, ikan bandeng atau ikan mas lumpur adalah “Liyú” atau “Lee-yoo” yang terdengar seperti “Li” atau “Lee” yang bermakna “hadiah”. Mengonsumsi ikan bandeng saat Tahun Baru Imlek dipercaya melambangkan harapan akan sebuah keberuntungan.
“Bandeng memiliki duri yang banyak. Simbol kehidupan manusia yang berliku, sehingga perlu kehati-hatian dan kesebaran dalam menjalaninya. Duri yang banyak juga menggambarkan rezeki tidak akan ada habisnya,” kata Cyntia.
- Siu Mie
Semacam mie goreng bertekstur kenyal dengan citarasa gurih. Ukurannya lebih panjang dari mie yang biasa kita makan. Disajikan dengan berbagai toping seperti udang dan sayuran. Selain itu, panjang siu mie juga berbeda dengan mie biasaya, karena siu mie berukuran lebih panjang.
Cara memakan siu mie yaitu diputar melingkar dengan sumpit, lalu dimasukkan ke dalam mulut dan dihirup agar tidak putus. Makin panjang siu mie, dipercaya yang memakannya juga makin panjang umur dan rezeki. Sebaliknya, siu mie yang terputus diyakini sebagai pertanda buruk.
- Ayam atau Bebek
Menurut tradisi di China, ayam atau bebek dimasak dan disajikan secara utuh tanpa dipotong. Hal ini dimaknai sebagai harapan agar keluarga tetap bersama, tetap utuh, dan bahagia.
- Pangsit (jiozi)
Adonan tepung yang tipis dengan isian daging cincang dan sayuran cincang. Orang yang memakannya diyakini bakal memiliki keberuntungan serta keluarganya sejahtera. Jiaozi atau pangsit sangat populer di Tiongkok, terutama di Tiongkok Utara. Bahkan bentuknya pun mirip dengan uang Tiongkok kuno yang berbentuk perahu dan lonjong dengan kedua ujungnya yang dinaikkan.
- Jeruk Ponkam
Jeruk ini dianggap symbol keberuntungan dalam budaya China. Hal ini karena kata jeruk dalam bahasa Mandarin terdengar mirip dengan kata ‘kekayaan’. Selain itu, warna buah ini dianggap melambangkan emas, yang merupakan simbol dari kemakmuran.
- Kue Keranjang (nian gao)
Kue ini berbentuk bulat dan berwarna coklat gelap mirip dodol. Biasanya dicetak menggunakan wadah berbentuk keranjang, bentuk ini memiliki makna kerukunan keluarga selama setahun. Umumnya disajikan saat sembahyang dan jamuan makan.