Jakarta – Kampanye akbar sudah selesai. Tapi ada catatan tersisa saat meliput ‘Kumpul Bareng Amin’ di Jakarta International Stadium (JIS), Sabtu, 10 Februari 2024.
Kampanye akbar pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di JIS menyisakan beberapa cerita unik. Seperti diketahui, diperkirakan lebih dari 120.000 massa terkonsentrasi di sekitar JIS pada hari itu. Ditambah dengan banyaknya kendaraan yang terlibat, tak ayal membuat kemacetan parah di banyak titik.
Susahnya pergerakan membuat beberapa orang nekat menyeberangi kali Ancol merayapi pipa besi bulat yang melintang di antara kedua sisi kali. Terbilang ekstrem, karena kali tersebut memiliki lebar 30 meter dan kedalaman 7 meter. Orang-orang yang melihat hal itu sampai geleng-geleng kepala. Apalagi saat berada di tengah kali, salah satu penyeberang yang bertubuh gemuk sempat terlihat gamang sampai tubuhnya gemetar. Untungnya mereka semua selamat sampai di seberang.
Banyaknya massa yang datang tidak sebanding dengan jumlah pintu masuk ke JIS. Akibatnya pagar pembatas berbahan BRC pun dijebol di beberapa titik. Perjuangan masuk melalui pagar yang jebol itu pun tidak mudah. Medan yang licin karena lumpur dan tembok beton yang tinggi membuat beberapa orang kepayahan.
“Alhamdullilah, akhirnya bisa masuk sampai sini,” kata seorang ibu separuh baya bergamis usai melewati pagar.
Setelah berhasil masuk ke dalam pun, perjuangan belum selesai. Orang masih harus berdesakan agar bisa naik ke atas menunju tribun. Ketegangan sempat terjadi ketika petugas mencoba memberi pengertian pada orang-orang agar tidak masuk, disebabkan tribun sudah penuh. Namun massa terus menekan sampai akhirnya salah sata pintu kaca pun pecah.
Apa yang dikatakan petugas di depan memang benar. Tribun sudah penuh, bahkan penuh sesak hingga ke lorong akses masuk. Beberapa awak media nampak duduk di lantai selasar dengan wajah kuyu. Mereka mengaku kelelahan karena harus berdesakan untuk mengambil gambar sekaligus menjaga alat kerjanya agar tidak rusak dihimpit kerumunan.
Namun masih ada dua masalah yang menanti mereka. Pertama, ketiadaan jaringan internet membuat awal media kesulitan berkoordinasi dan mengirim hasil liputannya ke redaksi. Alhasil, mereka harus keluar agak dari area JIS agar bisa mengirim berita. Kedua, perjalanan menuju tempat parkir kendaraan makin melelahkan. Pasalnya, panitia tidak menyediakan tempat parkir.
“Nikmati sajalah bang. Toh tidak tiap hari begini,” kata seorang peserta yang keluar bersama Limapagi di jalan akses keluar.