Nouakchott – Dalam beberapa bulan terakhir, Spanyol mengalami krisis migrasi imbas kedatangan ribuan migran asal Afrika Barat. Para migran menggunakan kapal kecil untuk mencapai Kepulauan Canaria, Spanyol yang tak jauh dari daratan Maroko.
Guna mengatasi hal tersebut, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez bertemu Presiden Mauritania Mohamed Ould Ghazouani. Pertemuan di Nouakchott, Mauritania, tersebut menawarkan bantuan sebesar € 200 juta pada Muaritania untuk membantu penanganan migran. Pasalnya, Mauritania menjadi lokasi strategis bagi migran untuk berlayar menuju Kepulauan Canaria.
“Dana bantuan itu dianggarkan untuk membantu Mauritania. Filosofinya, ini selaras dengan perjanjian dengan Tunisia untuk mengurangi masuknya migran di Italia dan kini tidak lagi menjadi akses utama dari Afrika ke Eropa, sekarang pintu masuk ada di Spanyol,” ungkap Sanchez seperti dikutip dari La Vanguardia.
Peningkatan migran yang melintasi Mauritania ini disebabkan ketatnya perbatasan Maroko dalam beberapa tahun terakhir. Setelah pemerintah Maroko bersedia menjaga perbatasan usai perbaikan hubungan dengan Spanyol.
Melalui perjanjian ini, kedua pihak berkeinginan meningkatkan kolaborasi aparat kepolisian Spanyol dan Mauritania untuk mengontrol perbatasan, terutama di Nuadibu yang ditengarai sebagai lokasi utama migran sebelum berlayar.
Spanyol juga berencana memulai program migrasi sirkular yang sudah diterapkan oleh Kementerian Inklusi di negara-negara Amerika Tengah. Program tersebut memberikan jalan bagi keluarga pengungsi di Spanyol untuk dapat bekerja.