Surakarta – Sekitar seratus mahasiswa yang tergabung dalam ‘Aliansi Solidaritas Perlawanan Rakyat Soloraya (Sodara)’ menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Solo, Kamis (8/2), yang merupakan tempat Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berkantor.
Para mahasiswa mendesak Presiden Joko Widodo mundur karena telah membuat kegaduhan di tengah pesta demokrasi Pemilu 2024, dengan merusak konstitusi.
Sejumlah spanduk dibentangkan, antara lain berbunyi: ‘Rezim pengkhianat rakyat, ‘Maaf jalan ditutup sedang ada perbaikan reformasi’, ’Bansos diobral di mana-mana, mana arti sebuah negara?’, ‘Vox populi vox dei’, ‘Kembalikan Demokrasi Untuk Rakyat’, ‘Reformasi Dikebiri’, serta kata-kata lain bernada protes.
Massa aksi juga meneriakkan Jokowi mundur. Selain itu, massa membakar ban dan polisi langsung memadamkannya. Suasana sempat tegang.
Demo dari mahasiswa HMI, GMNI, KAMMI, BEM Unisri, juga dari LSM dan ormas ini berlanjut dengan teatrikal Jokowi dan Gibran: Gibran meminta bantuan Jokowi agar mendapatkan jabatan cawapres lewat jalur MK.
“Di mana Samsul sekarang? Kemarin yang demo di sini ditemui, kenapa kita tidak?” cetus salah satu orator demo, merujuk pada panggilan populer buat Wali Kota Solo sekaligus cawapres nomor urut 2.
“Kami mohon dengan sangat kepada Kanjeng Gusti Pangeran Samsul untuk keluar menemui kita-kita di sini,” lanjutnya.
Koordinator Aksi, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan unjuk rasa kali ini digelar sebagai bantahan atas aksi Aliansi Mahasiswa Solo Raya Untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) di depan Balai Kota Solo yang digelar di depan Kantor Gibran Selasa (6/2).