Jakarta – Uskup Agung Jakarta Romo Kardinal Ignatius Suharyo angkat bicara terkait maraknya kritikan terhadap Presiden Jokowi belakangan ini. Menurutnya, kritikan terhadap pemerintah adalah suatu hal yang wajar. Bukan untuk merendahkan atau menghina pemerintah, tetapi mengingatkan agar pemerintahan tidak menyimpang dari jalan yang benar.
“Dalam sejarah itu selalu ada kerajaan. Dan kerajaan itu sama dengan kekuasaan. Dan kita semua tahu semua kekuasaan itu berbahaya kalau tidak dijalankan dengan baik,” katanya saat menghadiri Konferensi Pers Indonesia Damai di di Graha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat.
Oleh karena itu, jika sang raja dinilai tidak bagus, pasti muncul nabi-nabi yang menyerukan keadilan melalui kritikan. Hal itu pun sama dengan tindakan yang dilakukan oleh akademisi Indonesia yang prihatin atas kondisi demokrasi Indonesia saat ini.
“Saya kira setiap zaman pasti seperti itu. Jadi kalau para akademisi menyerukan seruan moral, itu bentuk tanggung jawab moral mereka. Dan jelas ditujukan pada institusi yang memegang kekuasaan. Semoga seruan seperti itu didengarkan, harapannya itu. Nanti kalau tidak di dengarkan, ya dalam sejarah juga jelas. Ketika kekuasan tidak mendengarkan kritik-kritik, bahayanya adalah tumbang,” tandasnya.
Hal tersebut, lanjutnya, adalah sesuatu yang wajar terjadi di negara manapun. Tidak hanya di Indonesia. Oleh sebab itu, kekuasaan dan kritik itu dua hal yang musti berjalan bersama-sama. Kekuasaan tanpa kritik akan melahirkan otoritarianisme yang menyengsarakan rakyat.