Jakarta – Berbagai elemen masyarakat terus menyuarakan kritikan terhadap manuver politik yang dilakukan Presiden Jokowi. Kritikan terbaru datang dari kalangan akademisi lintas kampus. Mulai dari Universitas Gajah Mada, Universitas Islam Indonesia, Univesitas Atma Jaya, Universitas Sanata Dharma, Univeristas Lambung Mangkurat, dan masih banyak lagi.
Kritikan terbaru dilayangkan sivitas akademika Universitas Airlangga (Unair) di depan halaman gedung Pascasarjana, Kampus B Unair, pada hari Senin (5/2). Pernyataan sikap dengan judul “Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik” ini dihadiri sekitar 120 orang.
Saat diwawancarai Sindo TV News dalam program Sindo Prime, pengamat politik Ari Junaedi mengatakan banyaknya kritikan menunjukkan penyimpangan yang terjadi sudah sedemikian kasat mata.
“Saya tidak yakin para guru besar dari berbagai kampus ini tiba-tiba bersuara kalau tidak ada sebabnya. Ibaratnya, tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api. Oleh karena itu, ini bukan upaya dari sebuah konsolidasi besar. Justru ini merupakan suara kejujuran dari para akademisi melihat kondisi yang sekarang terjadi,” katanya.
Bahwa ada tudingan kritikan tersebut merupakan bentuk politik partisan, Ari menganggap hal tersebut sengaja dilontarkan oleh pihak-pihak yang selama ini menjilat Presiden Jokowi. Mereka yang ketakutan akan kehilangan jabatan.
“Oleh karena itu, kritikan ini tidak ada tendensi politiknya sama sekali. Saya melihat mereka ini adalah para pemilih rasional yang terdidik dengan tingkat keilmuan mumpuni. Jauh dari kepentingan politik,” tandasnya.