Jakarta – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menilai bahwa pencegahan stunting tidak cukup hanya dengan pemberian makan gratis untuk anak. Namun juga harus memperhatikan faktor lain, salah satunya kasus anemia pada remaja putri.
Hal itu dia sampaikan ketika merespon pernyataan Prabowo Subianto soal strategi pencegahan stunting dalam debat capres kelima yang berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta pada Minggu (4/2).Ganjar menyebut, anemia pada remaja putri bisa berdampak pada kasus stunting. Anemia yang terjadi pada masa remaja akan meningkakan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi.
“Bapak harus lihat perempuan Indonesia, remaja Indonesia, itu sebagian anemia. Perhatikan itu dulu,” kata Ganjar saat merespon pernyataan Prabowo.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pencegahan stunting juga perlu diawasi sejak sebelum masa pernikahan. Ganjar menekankan pentingnya memperhatikan usia saat ingin menikah.
“Kalau itu sudah, maka dia menikah perhatikan usianya. 19 tahun usia hari ini, adalah menjadi ukuran dimana mereka akan sehat secara mental dan secara fisik,” katanya.
Selain itu, diperlukan pula pemeriksaan kesehatan kepada calon pengantin. Meliputi pemeriksaan tinggi dan berat badan, kadar Hemoglobin, serta lingkar lengan atas.
Perencanaan kehamilan dengan pemeriksaan status kesehatan, maupun pemeriksaan kandungan saat hamil bisa mengantisipasi lahirnya anak yang terdampak stunting.
“Kalau itu sudah diperiksakan ke dokter ke rumah sakit dan rutin itu akan terjaga dengan gizi yang baik yang ada di sana. Itu pendapat saya,” sebutnya.
Sebagai informasi, debat kelima capres sekaligus debat terakhir pilpres 2024 ini mengangkat tema kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan inklusi. Kemudian terdapat sub tema dari tiga tema besar itu, antara lain pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.