Jakarta – Persoalan terbesar bangsa kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan. Ketimpangan antara Jakarta dengan luar Jakarta, Jawa dengan luar Jawa, kaya dengan miskin, desa dengan kota, pendidikan umum dengan pendidikan agama, pendidikan kejuruan dengan pendidikan teknis. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi saat ini ekonomi Indonesia dikuasai oleh segelintir orang.
Hal itu dipaparkan calon presiden nomor urut 01 Anies Baswedan saat opening speech di debat kelima (4/2). Menurutnya, situasi Indonesia saat ini sudah jangan jauh dari semangat yang dibawa para pendiri bangsa. Maka jika kelak terpilih, ia akan mengembalikan keadaan bangsa dan negara kepada “jalur” yang seharusnya.
“Apa masalah hari ini? 45 juta orang belum bekerja dengan layak. Bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial. Bicara pendidikan, jauh dari kota, tinggal di daerah terpencil, masa depan jadi suram. Punya kemampuan tinggi, tapi kesempatan tidak ada. Sangat frustasi melihatnya. Kesehatan mental, kekerasan seksual, lebih dari 15 juta orang jadi korban. Inilah persoalan-persoalan yang tidak menjadi perhatian elit,” katanya.
Dengan situasi seperti itu, lanjut Anies, tidak heran kalau banyak orang menginginkan perubahan. Untuk itu, ada beberapa agenda perubahan yang akan dijalankan. Di antaranya mendorong peningkatan tingkat kesehatan masyarakat serta kualitas fasilitas kesehatan, penyediaan pendidikan berkualitas dengan biaya terjangkau, peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberian upah layak, serta pemberian bantuan sosial bagi yang memerlukan.
=Debat capres kelima diadakan di JCC (Jakarta Convention Center). Tema yang dibahas adalah teknologi informasi, peningkatan pelayanan publik, hoaks, intoleransi, pendidikan, kesehatan (post-COVID society), dan ketenagakerjaan.