Seoul – Kabar kurang sedap datang dari Korea Selatan. Seorang insinyur Indonesia yang dilibatkan dalam proyek pembuatan pesawat KF-21 Boramae dicurigai melakukan pencurian data teknologi. Dalam berita yang dirilis KBS World pada 2 Februari 2023, dijelaskan bahwa kasus ini sedang didalami Bidan Intelijen Nasional (NIS), badan pertahanan, dan Komando Kontra Intelijen Pertahanan Korea Selatan. Penyelidikan difokuskan pada identifikasi data di USB yang dibawa insinyur tersebut.
Juru Bicara Kemenlu Lalu Muhamad Iqbal menerangkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak Korea Selatan. Selanjutnya membantu berkomunikasi dengan kedua insinyur tersebut guna membantu menyelesaikan masalah. Namun sejauh ini Iqbal memastikan tidak ada insinyur yang ditahan.
Insinyur yang dicurigai tersebut telah terlibat dalam proyek KF-21 Boramae sejak tahun 2016. Karena itu sudah sangat memahami aturan kerja yang berlaku. Dengan demikian, kecil kemungkinan melakukan sesuatu yang melanggar aturan.
“KBRI Seoul telah berkomunikasi langsung dengan insinyur Indonesia itu, dan memastikan dia saat ini tidak ditahan. Proyek KF-21 Boramae adalah proyek strategis bagi Indoensia maupun Korea Selatan. Kedua negara akan mengelola berbagai masalah yang muncul dalam kerjasama ini sebaik mungkin,” katanya.
Seorang pejabat Badan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan USB yang dipersoalan adalah data umum. Bukan data-data yang terkait teknologi strategis yang berpotensi melanggar undang-undang rahasia militer atau perlindungan industri pertahanan.
Saat ini Indonesia dan Korea Selatan bekerjasama dalam proyek pembuatan pesawat KF-21 Boramae (elang tempur). Pesawat ini termasuk pesawat multi-role generasi 4,5 yang memiliki teknologi canggih, seperti kemampuan semi-stealth, smart avionics with sensor fusion, beyond and within visual range weapon system, highly manuverable, dan interoperability concept.
Bagi Korea Selatan, pesawat ini diproyeksikan menjadi ujung tombak pertahanan udara, sehingga semua teknologi terbaik yang dimilikinya bisa disematkan. Di sisi lain, Indonesia berharap pembangunann pesawat ini akan memberikan transfer teknologi untuk pengembangan alutsista dalam negeri. Namun demikian, tidak semua teknologi militer Korea Selatan yang ada di KF-21 Boramae akan dibagikan dengan Indonesia.