Bekasi – Pernah terbayangkan memberi rangkaian bunga dukacita kepada eskalator yang mati? Tentu tak pernah terbayangkan sebelumnya, namun nyata terjadi di salah satu stasiun KRL, yaitu Stasiun Bekasi. Sudah 100 hari lamanya eskalator di Stasiun Bekasi yang memudahkan masyarakat bermobilisasi, rusak dan tidak ada upaya apapun untuk memperbaikinya. Alhasil masyarakat pengguna KRL melakukan aksi protes yang unik, dan jadi sindiran keras lewat cara yang manis bagi petugas stasiun setempat.
Aksi ini diinisiasi oleh salah satu penumpang setia KRL, Berlian Idris, dalam wawancaranya ia mengatakan bahwa “Ini sudah hari ke-100 eskalator Bekasi mati, kita bisa melihat pelayanan publik yang terbengkalai dan sepertinya tidak ditanggapi secara serius.” Tentu hal ini benar adanya, dimana dalam jangka waktu 100 hari, lebih dari 3 bulan tidak ada upaya apapun untuk membenahinya. Padahal eskalator menjadi salah satu hal yang krusial, akan sangat membantu penumpang menghemat tenaga, apalagi penumpang prioritas. Namun apa daya penumpang ini semua jika memang petugas serta pemerintah yang membawahinya tidak ada niatan baik untuk memperbaikinya.
Rangkaian bunga yang diletakan di depan eskalator bertuliskan “Turut Berduka Atas Wafatnya Eskalator Stasiun Bekasi, dari Warga Bekasi”. Melengkapi karangan bunga, ada juga duplikat nisan batu layaknya di kuburan dengan tulisan “RIP Eskalator Stasiun Bekasi, Lahir: 2022, Wafat: Oktober 2023”
Banyak mata tentu terpusat pada aksi ini, dan akan menjadi aksi protes yang berhasil apabila semakin banyak orang yang melihat serta menyebarkannya di media sosial masing-masing. PT KCI, PT KAI, sampai Kementerian Perhubungan, harus segera menindaklanjuti kerusakan ini. Banyak sekali warga Bekasi yang memang harus berkomuter ke arah Jakarta, maka adanya eskalator ini sangatlah membantu. Tak ada waktu lagi untuk menunda, kepentingan bersama sudah seharusnya didahulukan.
Tentu semua berharap ada niatan baik dari petugas untuk hal ini, apalagi sudah dilakukan aksi protes. Di kolom komentar media sosial ada yang menyatakan, jangan sampai ada 1000 harian. Sindiran-sindiran seperti itu seharusnya bukan dilihat sebagai jenaka, namun sebagai tuntutan untuk segera memperbaikinya. Ditambah lagi pada Selasa (30/01) KRL rute Rangkasbitung juga mengalami gangguan karena ada per spring bed yang menyangkut. Hal-hal seperti inilah yang harus dihindari, guna meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan masyarakat dengan transportasi umum.