Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa pihaknya telah membangun sistem di dalam Badan Saksi Pemilu Nasional yang saat ini jumlahnya 1,6 juta saksi, khusus yang disiapkan oleh partainya. Hal itu untuk mencegah kecurangan dalam pemilu 2024, dan siap memenangkan pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Ganjar-Mahfud dengan jujur dan adil.
“Saksi-saksi pemilu ini dilengkapi dengan sistem untuk mencegah berbagai bentuk kecurangan pemilu, dimana kami banyak mendapatkan informasi dari kelompok-kelompok pro demokrasi akan potensi-potensi kecurangan yang terjadi,” kata Hasto.
Dengan demikian, saksi pemilu nantinya mempunyai tugas untuk mengawal setiap suara rakyat. Hasto bersyukur karena gerakan-gerakan dari civil society, telah membangun kekuatan jejaring kawal pemilu sampai di tingkat TPS.
Maka berbagai upaya untuk membangun pemilu jurdil (jujur dan adil) melalui pengawasan langsung oleh rakyat, oleh kelompok-kelompok pro demokrasi, dan juga oleh partai politik dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Potensi Kecurangan
Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud itu pun mengatakan potensi kecurangan sudah ditemukan partainya. Hasto mengungkapkan fakta bahwa kepala-kepala daerah yang didukung oleh partainya, maupun kader PDIP di Jawa Timur (Jatim) mengaku dihubungi oknum aparat yang meminta 100 suara di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk partai yang dekat dengan kekuasaan.
“Di Jatim, kepala-kepala daerah kami ada yang ditelepon oleh oknum-oknum aparat yang meminta suara setiap TPS atau setiap desa, dapat dikumpulkan 100 suara untuk partai yang dekat dengan kekuasaan,” ujarnya.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, kata Hasto, tim hukum akan terus bergerak menyikapi berbagai bentuk intimidasi yang terjadi.