Jakarta – Perpisahan tidak melulu soal cinta, ada satu perpisahan yang membuat sedih badminton lovers Indonesia. Yaitu perpisahan pemain ganda putra bulutangkis Indonesia yang sudah lama bersama. Mereka adalah ‘mantan’ pasangan ganda putra unggulan Indonesia, Pramudya Kusumawardana dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Pasangan yang akrab dipanggil PraYer ini harus menelan kenyataan pahit bahwa mereka harus berpisah.
Hal ini dikarenakan keluarnya Pram dari Pelatnas PBSI Desember tahun lalu, karena berbagai alasan. Kini keduanya harus menjalankan karir sebagai atlet sendiri-sendiri. Tidak lagi sebagai satu pasangan, namun harus berjalan dan melangkah di kaki sendiri. Ragam prestasi telah mereka ukir, seperti Juara Badminton Asia Championship 2022 sampai mendapatkan medali emas di Sea Games 2023. Mereka mencapai puncak karir pada Juni 2022, dimana mereka mendapatkan peringkat 14 dunia. Kini nama Pram/Yere masih ada dalam peringkat BWF namun pastinya mengalami kemunduran, karena tidak lagi bermain bersama.
Alasan utama keluarnya Pram, ia ingin melanjutkan studinya di Australia, namun pada 29 Januari kemarin, salah satu akademi bulutangkis Australia memposting video yang mengumumkan bahwa Pram menjadi head coach di dalamnya. EBA, Elite Badminton Academy, salah satu akademi bulutangkis ternama di Australia, dan Pram sudah menjadi bagian dari akademi tersebut. Ditambah dengan dirinya menggunakan jersey EBA dengan nama yang sama saat di Pelatnas “P Kusumawardana” namun dibawah namanya tak lagi bertuliskan Indonesia, namun menjadi Australia. Tak lagi ada bendera Indonesia di jersey yang digunakan, berubah menjadi bendera biru milik Australia.
Tak menyerah dengan keadaan, di sisi lain Yere juga harus melanjutkan karirnya sebagai atlet Indonesia dibawah asuhan PBSI. Kini dirinya dipasangkan bersama Rahmat Hidayat, yang pernah menjadi pasangan sementara Kevin Sanjaya ketika Marcus F Gideon harus melakukan operasi pemulihan setelah cedera di kakinya. Hari ini (31/3) Yere resmi debut di Thailand Master 2023 bersama Rahmat. Tampil percaya diri, keduanya membuat debut mereka berbuah kemenangan manis. Mereka mengalahkan pasangan tuan rumah, Tanadon Punpanich/Wachirawit Sothon, 21-15 dan 21-19.
Di minggu yang sama, keduanya sama-sama memulai kehidupan barunya. Tentu sedih rasanya melihat Yere tak lagi bermain dengan Pram, apalagi melihat Pram yang tak lagi menggunakan jersey Indonesia. Ditambah komentar netizen di postingan Pram yang sedang bermain di Australia, membuat perasaan badminton lovers jadi campur aduk.
“Kebayang gk dia jdi head coach ngebawa tim Australia pas match lawan Indonesia dia duduk dibngku pelatih,smentara didepannya ada yere dan pangan baruny bermain😢” komentar dari @nikenaga1991.
Tentu banyak komentar positif juga yang mengapresiasi keberanian dan niat Pram untuk mengembangkan bulutangkis. “Bangga sih, atlet kita berkembang dan bisa berkontribusi unt kemajuan badminton di dunia , spt mnjd coach di negara lain 👏, sukses pram!” komentar dari @koko_jei_bhagaskara.
Di postingan @badminton.ina, ketika melaporkan hasil pertandingan Yere/Rahmat, banyak pula menuai komentar, ada yang positif dan negatif. Rasanya banyak badminton lovers Indonesia yang belum bisa move on dari penampilan PraYer. Namun perpisahan ini tidak menjadi akhir dari segalanya. Keduanya harus selalu berusaha untuk mendapatkan gelar-gelar juara yang ditargetkan.