Melbourne – Aryna Sabalenka masih mencerna fakta bahwa dirinya mampu mempertahankan gelar tunggal putri Australian Open.
Hal itu diungkapkan dalam sesi foto sang juara Australian Open 2024, Minggu. Mengenakan gaun putih dengan panjang medium, Sabalenka berpose dengan piala yang diidam-idamkannya dan menyemprotkan sampanye di halaman Royal Exhibition, Carlton Gardens.“Beberapa pekan ini ada sedikit tekanan bagi saya, namun sejak tahun lalu saya mengubah mentalitas dan pendekatan saya terhadap tenis,” ujar Sabalenka, seperti disiarkan laman resmi Australian Open.
“Sejak saat itu (lebih mudah) untuk menangani tekanan karena kami bersenang-senang di luar lapangan, hanya berusaha bekerja keras ketika saya berada di lapangan tetapi di luar lapangan, cobalah melupakan kehidupan tenis dan menjauhi itu, dan saat saya berada di lapangan saya sudah siap.”
“Ini merupakan tantangan, tapi saya sangat senang bisa fokus pada diri saya sendiri, pada permainan saya, dan pada hal-hal yang harus saya lakukan,” kata petenis Belarusia itu.
“Setelah match point itu, saya merasa lega, inilah waktunya untuk bernapas normal dan mengambil langkah mundur, memahami apa yang baru saja terjadi, istirahat sebentar dan melanjutkan hidup.”
Aryna Sabalenka menaklukkan petenis China Zheng Qinwen pada final untuk mempertahankan gelar Australian Open di Rod Laver Arena, Sabtu.
Petenis peringkat kedua dunia asal Belarusia itu terbukti terlalu kuat bagi unggulan ke-12 Zheng, dengan torehan kemenangan 6-3, 6-2 pada pertandingan yang berlangsung selama 76 menit, demikian dikutip dari AFP.
Penampilan gemilang itu sekaligus melengkapi pameran dominasi dan kekuatan Sabalenka dalam sepekan terakhir. Sabalenka memenangi gelar Australian Open 2024 tanpa kehilangan satu set pun sepanjang tujuh pertandingan yang ia mainkan.
Sabalenka juga menjadi petenis putri pertama yang sukses mempertahankan gelar Australian Open dalam satu dekade terkini. Terakhir kali turnamen ini memiliki juara bertahan adalah pada 2013, yang juga diukir petenis Belarusia lainnya Victoria Azarenka.
Pada laga final ini, Sabalenka mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu petenis paling konsisten di Grand Slam. Ia setidaknya mencapai semifinal dalam enam partisipasinya di ajang utama dengan torehan tiga final dan dua kali menjadi juara.
Kali ini Sabalenka mempecundangi Zheng dengan pukulan-pukulan groundstrokenya dari kedua sudut lapangan dan pukulan-pukulan serve yang konsisten. Sementara itu, Zheng mencapai final Grand Slam untuk pertama kalinya tanpa bertemu satu pun petenis unggulan. (ANT)