Banda Aceh – Carut marutnya tata niaga pangan berimbas pada banyak hal. Mulai mahalnya harga pupuk, harga jual hasil panen yang rendah, tingginya biaya distribusi, hingga tak tekendalinya harga di pasaran. Saat berbicara dalam kampanye akbar di pelantaran Stadion H Dimurthala di Banda Aceh, pada hari Sabtu (27/1), Anies Baswedan mengungkapkan bahwa banyak daerah menghadapi situasi yang sama.
“Petani kesulitan pupuk, lalu harga pupuk juga mahal. Peternak kesulitan pakan ternak, kemudian harga pakan ternak juga mahal. Begitu juga dengan nelayan yang mengalami persoalan terhadap bahan bakar minyak (BBM) jenis solar serta pelbagai perizinan,” kata Anies.
Ia menjelaskan bahwa dengan kondisi yang terjadi sekarang, swasembada pangan sangat sulit terwujud. Satu-satunya cara adalah dengan melakukan reformasi tata niaga pangan. Selanjutnya memperbaiki kebijakan agromaritim agar menjadi satu kesatuan, supaya semua sumber pangan – darat, laut, perairan – dapat terkoneksi agar mampu saling menopang. Dua hal itulah yang akan menjadi program prioritasnya bila kelak terpilih.
“Supaya kita bisa memastikan keterpenuhan kebutuhan pangan. Jadi bukan hanya swasembada satu komoditas, tapi kita ingin swasembada di seluruh komoditas yang ada di Indonesia. Yang pangan pokok,” ujarnya.
“Oleh karena itu saya yakin pada 2024 pilih perubahan juga. Memang namanya bisa beda, tapi orang Aceh enggak beda, tetap pilih perubahan. Jadi kami yakin yang dipilih oleh masyarakat Aceh adalah semangat perubahan,” pungkasnya.