Jakarta – Dua pekan lagi, kita menyambut Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili, menandai dimulainya hari pertama penanggalan Lunar yang diantut masyarakat Tionghoa, dari tahun ‘kelinci air’ menuju tahun ‘naga kayu’
Tahun Baru Imlek selalu identik dengan hujan, sehingga dipercaya membawa keberkahan. Hujan dan keberkahan untuk masyarakat Tionghoa sebagai simbol keberuntungan karena masyarakat Tiongha bermata mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, yang menggantungkan hidupnya hasil berladang atau berkebun. Karenanya, hujan merupakan keberkahan untuk mereka.
Imlek pun menjadi dasar perayaan mengucap syukur atas panen mereka, karena itu berdasarkan ahli Feng Shui yang dikutip dari berbagai sumber dijelaskan apabila hujan deras makan aka membawa keberuntungan yang melimpah ruah.
Dosen jurusan Arkeologi UGM Fahmi Prihantoro menerangkan, penanggalan tahun baru Imlek identik dengan hujan karena dalam kalender masehi, Imlek jatuh pada bulan Januari atau Februari. “Curah hujan tinggi saat Imlek merupakan khas kondisi Indonesia yang belum tentu terjadi di Tiongkok maupun negara lain yang merayakan perayaan Tahun baru China,” ucapnya.
Ada satu lagi yang unik dengan kepercayaan Tiongkok ketika imlek harus hujan, yakni dengan memakan kue onde-onde, yang diyakini akan mendatangkan hujan. Hujan menjadi pertanda membawa kerberkahan dan rezeki yang melimpah.