Bekasi – Pabrik ban PT Hung-A Indonesia menyatakan bakal berhenti beroperasi pada Februari 2024 mendatang. Imbasnya, sekitar 1.500 karyawan akan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Berita ini mengejutkan banyak pihak. Pasalnya PT Hung-A Indonesia sudah lama beroperasi di Indonesia dan tergolong perusahaan sehat. Barang hasil produksinya pun cukup berkualitas.
Sempat beredar kabar bahwa perusahaan yang terletak di Cikarang, Kabupaten Bekasi, tersebut tutup karena minimnya pesanan yang berimbas pada turunnya pendapatan perusahaan.
“Perusahaan Hung-A Indonesia sudah melapor ke kantor Disnaker Bekasi. Penyebab utama penutupan perusahaan karena tidak adanya order dari pemesan,” kata Dirjen. Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri pada hari Rabu (17/1).
Namun jika ditelisik lebih jauh, industri ban di tanah air memang tengah mengalami krisis. Salah satunya terkait kelangkaan bahan baku. Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menyatakan setidaknya ada tiga bahan baku utama pembuatan ban, yakni serbuk karet, karet sintetis, dan carbon black. Sejauh ini, hanya serbuk karet yang dapat dipasok dari dalam negeri, sedangkan karet sintetis dan carbon black masih bergantung pada impor. Masalahnya, pasokan serbuk karet lokal berkurang lantaran lahan perkebunan karet susut hingga 50%.
“Bagaimana kami mau hilirisasi? Sekarang pabrik serbuk karet banyak sekali yang tutup,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI), Abdul Aziz Pane.
Banyaknya pabrik serbuk karet yang tutup disebabkan kesalahan kebijakan pemerintah pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pemerintah saat itu membuka keran ekspor serbuk karet seluas-luasnya. Di sisi lain, pabrik serbuk karet di dalam negeri justru kebanyakan dikuasai pengusaha asing.
Setelah kebijakan bebas ekspor berhenti, harga karet alam disandera oleh pabrikan serbuk karet. Harga karet alam di dalam negeri pun terus susut, sehingga petani karet mengganti komoditas kebunnya menjadi tanaman lain seperti tebu, kelapa sawit, dan ubi tanah. Minimnya ketersediaan karet alam di dalam negeri akhirnya juga membuat kebanyakan pabrik serbuk karet gulung tikar.