Jakarta – Gelaran Daihatsu Indonesia Master 2024 di Istora Senayan sedang menjadi sorotan utama bulutangkis dunia. Indonesia telah menjadi “rumah” bagi atlet dunia, yang memang merasa nyaman ketika bermain di Indonesia, tepatnya di Istora. Namun tuan rumah rasanya seperti kurang nyaman bermain di rumahnya sendiri. Terutama pada sektor tunggal putra, memberikan 4 perwakilan, kini sudah sisa 1 perwakilan padahal baru masuk ke babak 16 besar.
Harapan besar tentu jatuh ke tangan Jonatan Christie, pemenang Indonesia Master tahun lalu. Namun harus tersingkir, bahkan ‘early exit’ setelah kalah melawan perwakilan China, Lu Guang Zu dengan skor cantik nan ‘nyesek’ 21-19, 19-21, 19-21. Dengan skor seperti ini memang bisa dikatakan untung-untungan, namun juga menandakan kemampuan keduanya yang sama, sehingga sebenarnya bisa untuk dimenangkan Jojo.
Jojo merasa sulit untuk mengendalikan shuttlecock, sesuai dengan yang dikatakannya dalam konferensi pers setelah pertandingan. “Saya merasa kesulitan di gim kedua dan ketiga seusai shuttlecock yang sulit untuk saya kendalikan. Lawan juga bisa beradaptasi dengan baik sehingga dia bisa lebih tenang, sabar dan tidak mudah untuk diserang,” ujar atlet berusia 26 tahun ini.
Sama halnya dengan runner up Indonesia Master tahun lalu, Chico Aura Dwi Wardoyo yang juga harus menelan kekalahan dari tunggal putra Denmark, Anders Antonsen. Chico memang masih dalam tahap pemulihan setelah cedera pinggang yang mengharuskan dirinya absen di beberapa turnamen. Namun setelah comeback di Istora, ternyata belum cukup kuat untuk melawan Antonsen.
Antonsen sendiri memang bermain cukup garang, dan pastinya merasa percaya diri setelah mendapatkan gelar juara di Malaysia Open Super 1000, awal Januari lalu. Memang performanya sedang diatas angin, dan Chico masih belum sepenuhnya siap untuk melawannya. Sehingga harus menelan kekalahan dengan skor yang cukup jauh 15-21, 10-21. “Jujur ada rasa kecewa dengan hasil ini. Saya harus mengembalikan pikiran untuk menghadapi turnamen berikutnya,” tutur Chico.
Kini harapan tunggal putra benar-benar sisa ‘tunggal’, hanya bisa berharap penuh pada Anthony Sinisuka Ginting, yang lolos ke babak 16 besar setelah menang melawan K. Wangcharoen asal Thailand, 21-13, 21-15. Impian untuk mengulang kejayaan tahun lalu menjadi mustahil di sektor tunggal putra ini.
Namun masih ada 12 wakil lainnya yang siap menemani perjuangan Ginting di lapangan. Mari dukung selalu perjuangan atlet badminton Indonesia yang sedang berlaga di rumahnya sendiri.