Jakarta – Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Ahmad Fahrur membantah organisasi keumatan yang dipimpinnya itu berpihak ke salah satu pasangan capres-cawapres. Dengan tegas ia mengatakan PBNU tetap netral. Tidak ada perintah ataupun arahan resmi untuk mendukung capres tertentu.
“PBNU secara resmi bersikap netral dan tidak terlibat kontestasi pilpres. Dalam jajaran kepengurusan PBNU yang dinonaktifkan terdapat timses dari semua capres. Semua wajib cuti selama musim kampanye agar tidak melibatkan organisasi NU,” katanya.
Gus Fahrur, demikian panggilan akrabnya, juga menegaskan tidak ada konsolidasi guna memenangkan salah satu capres.
“Tidak ada konsolidasi secara resmi dan terstruktur, sifatnya hanya saran dan wawasan saja. Kita fokus dalam bidang sosial dakwah keagamaan,” tambahnya.
Pernyataan Gus Fahrur ini sekaligus menjawab pernyataan Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir beberapa hari sebelumnya. Saat menjadi narasumber program “Gaspol” Kompas.com yang tayang pada Sabtu (20/1), Gus Nadir yang menyebut PBNU mengarahkan jajarannya mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024. Arahan tersebut disampaikan langsung oleh Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH. Miftachul Achyar di Hotel Bumi, Surabaya di hadapan rais syuriyah, ketua tanfdiziyah, hingga ketua cabang dan wilayah.
“Bahkan, Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Achyar menggunakan kalimat – saya sudah konfirmasi ke sejumlah kiai yang hadir di situ – saya kutip langsung kalimatnya, ‘Tolong sekali ini saja sama’an wathoo’atan’. Jadi harus mendengar dan taat,” ungkap Gus Nadir.
Gus Nadir mengaku dirinya protes bukan karena dukungan diberikan kepada Paslon nomor urut 2, melainkan karena langkah politik itu bertentangan dengan pernyataan Gus Yahya pada forum Muktamar di Lampung. Saat itu, Gus Yahya mengatakan PBNU akan bersikap netral.
“Karena posisi PBNU netral kan. Jadi bukan persoalan 02 nya, arahan itu yang bertentangan dengan sikap netralitas Gus Yahya semenjak terpilih itu di muktamar,” tegasnya.