Jakarta – Munculnya kelompok yang menamakan diri Kaukus Muda Beringan 03 di minggu-minggu terakhir kampanye pilpres mengagetkan banyak pihak. Terutama pimpinan dan kader partai Golkar. Apalagi kelompok ini terang-terangan menyatakan mendukung Ganjar – Mahfud, bukannya pasangan Prabowo – Gibran seperti arahan partai.
Andir Firliansyah, salah satu deklarator Kaukus Muda Golkar 03 sekaligus Wakil Sekretaris Bidang Pemenangan Pemilu DPD I Partai Golkar Sumatera Selatan, menjelaskan bahwa gerakannya merupakan ungkapan keresahan dari banyak pihak di internal Golkar. Banyak senior partai yang sebenarnya sudah gelisah dengan keputusan partai, tetapi masih menahan diri dengan tidak bersuara. Dengan adanya Kauskus Muda Beringin 03, ia berharap para senior mau berbicara demi kebaikan partai.
“Ya ayo, kami tunggu. Jika pun harus memang kami datangi senior-senior ini, kami (akan) datangi. Supaya kita satu pemikiran. Yang terpenting itu kita selamatkan partai ini. Kita tetap fokus pada pemenangan pileg,” katanya saat menjadi narasumber podcast Interpol (Interupsi Politik).
Soal munculnya anggapan keputusan Golkar mendukung Gibran karena menjadi “sandera” atas beberapa kasus, Andir menolak berkomentar. Baginya, apapun alasannya, keputusan mendukung Gibran memunculkan dua kesalahan.
Pertama, hal itu bertentangan dengan keputusan Monas Golkar tahun 2019. Hasil Munas jelas memberi mandat Ketua Umum Airlangga Hartato jadi capres, atau minimal cawapres, mewakili Golkar. Kedua, “melukai” perasaan banyak kader yang sudah susah payah sampai “berdarah-darah” merintis dari bawah.
“Memang, kepemimpinan dibutuhkan anak muda. Tapi bukan seorang anak muda seperti Gibran,” tegasnya.
Wawancara Andir Firliansyah selengkapnya ada di program podcast Interpol Limapagi di