Jakarta – Politikus senior PDI Perjuangan TB Hasanuddin menanggapi debat cawapre yang digelar pada Minggu (21/1) kemarin. Dia menyoroti momen debat antara sosok cawapres nomor urut 3 yang diusung partainya yakni Mahfud MD dengan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Pria yang akrab disapa Kang TB ini menilai jawaban Mahfud MD cukup matang serta diibaratkan seperti seorang profesor yang ditanya oleh anak yang baru masuk di sekolah.
“Saya jujur bukan karena saya pendukung Ganjar tapi saya harus memberikan salut kepada Profesor Mahfud MD, yang saya lihat cukup matang menjawab pertanyaannya, seperti seorang profesor ditanya oleh anak baru masuk di sekolah,” kata Kang TB.
Dia kemudian menyoroti jawaban Gibran terkait cara mengatasi urusan pertambangan liar atau tambang ilegal sebagaimana yang ditanyakan oleh panelis. Ia mengibratkan bahwa jawaban Gibran itu sama dengan mencabut izin copet yang berkeliaran di pasar. Sementara aktivitas copet sendiri sudah barang tentu tidak memiliki izin karena tindak pencurian.
“Penjelasan dari cawapres nomor urut 2 soal bagaimana cara mengatasi penambangan liar, ‘oh mudah dengan cara dicabut saja IUP-nya (Izin Usaha Pertambangan)’, jawaban itu sama saja dengan begini, bagaimana cara mengatasi copet di pasar, izin copetnya saja dicabut, halah! Kan copet tidak ada izin dari Pemda,” ungkapnya.
“Yang namanya penambangan liar itu adalah pencurian aset negara oleh perorangan atau kelompok dan tidak dapat izin, atau tidak dapat IUP (Izin Usaha Pertambangan), artinya apa? ya tidak bisa dicabut IUP-nya (karena ilegal),” sambungnya.
Ia pun menilai bahwa ilmu Gibran belum mumpuni untuk menyelesaikan persoalan yang ada di negeri ini. “Menurut hemat saya, can nepi elmuna, can nepi (belum sampai ilmunya, belum sampai), masa penambangan liar pakai IUP,” terangnya.