Jakarta – Xendit melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawannya. Managing Director Xendit Indonesia Mikiko Steven mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan demi memaksimalkan ketahanan jangka panjang perusahaan.
“Proses ini (PHK) sulit dilakukan, namun kami merasa perlu untuk menyelaraskan sumber daya dengan strategi bisnis, mengoptimalkan efisiensi tim kami, dan memastikan bahwa kami berada pada posisi terbaik untuk mengejar peluang pertumbuhan baru,” katanya melalui keterangan resmi pada hari Senin (22/1).
Berdasarkan bocoran di akun Instagram @ecommurz (22/1), startup fintech yang menyediakan solusi pembayaran untuk bisnis di Indonesia ini melakukan PHK pada setidaknya 200 karyawan.
Akun Ecommurz tersebut menunjukan story Instagram yang menunjukan tangkapan layar Direct Message ke akun tersebut, ia membocorkan Xendit PHK 200 orang dari 871 ke 671. Tentunya ini menjadi kabar buruk setelah kabar Google dan Lazada layoff di industri teknologi.
Sekalipun ada pengurangan jumlah karyawan, Xendit memastikan kualitas pelayanan kepada konsumen tidak akan terganggu. Inovasi akan tetap dilakukan, dan pembangunan infrastruktur di seluruh kawasan Asia terus dilakukan.
Ini bukan kali pertama Xendit melakukan memangkas jumlah karyawan. Pada Oktober 2022 lalu, Xendit mem-PHK 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina. Mikiko tidak merinci jumlah karyawan yang sekarang terdampak pemangkasan. Namun ia memastikan hak-hak mereka terpenuhi sesuai aturan undang-undang yang berlaku.
Xendit adalah perusahaan teknologi finansial yang menyediakan solusi pembayaran dan menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara, mulai dari UMKM, startup, e-commerce hingga perusahaan besar. Kliennya antara lain Traveloka dan Grab. Perusahaan rintisan ini merupakan unicorn pertama di Indonesia dalam industri payment gateway B2B.