Padang – Melimpahnya sumber daya alam ternyata masih belum diimbangi pengelolaan yang baik. Pakar ekonomi dari Universitas Andalas Sumatera Barat (Sumbar) Prof Syafruddin Karimi menyarankan pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencontoh pemanfaatan sumber daya alam di Jepang yang terintegrasi dan inklusif dengan banyak sektor.
“Sungai dan danau di Sumbar sangat banyak, sayangnya belum terintegrasi dan berkelanjutan dengan sektor-sektor lain seperti halnya di Jepang,” katanya di Padang pada hari Senin (22/1).
Danau-danau di Jepang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tetapi juga dikembangkan menjadi objek wisata, sumber air bersih, pengairan sektor pertanian, dan lain sebagainya.
“Saya kebetulan studi mengenai PLTA di Jepang dan melihat langsung konsep pemanfaatan sumber daya alam itu betul-betul inklusif,” ujarnya.
Sementara itu di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumbar danau-danau besar hanya digunakan sebagai PLTA dan sebagian kecil untuk pendukung sektor pariwisata dan bidang perikanan. Padahal dengan potensi yang besar tersebut pemerintah bisa menggarap beberapa bidang lain.
“Kita ambil contoh PLTA Danau Maninjau, kan tidak ada konsep pariwisata yang terintegrasi yang disiapkan,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah Provinsi Sumbar belum terlambat untuk menggarap dan membuat perencanaan yang terpadu dan terintegrasi mengenai pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada.
Terakhir, ia mengingatkan jika pemerintah hanya fokus pada eksplorasi sumber daya alam yang ada tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang, hal tersebut dapat merusak keseimbangan ekologis.
“Pemanfaatan sumber daya alam ini harus mempertimbangkan efek jangka panjang dan tidak hanya sebatas mengambil energinya saja,” pungkasnya.




