Jakarta – Dari debat cawapres tadi malam, Prof. Mahfud dan Cak Imin menjaga marwah debat dengan menunjukkan keseriusan dalam bertanya, menjawab dan menjaga sikap. Dulu, usia 40 tahun untuk capres dan cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional. Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi mengubah hal itu.
Menurut Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud MD/Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang terlihat tadi malam di debat, Gibran kurang etika, gesture yang kurang pas dan berupaya memancing emosi. Kita sayangkan kekhimatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimmick sekedar menjatuhkan atau merendahkan calon lain.
Debat tidak hanya soal singkatan atau gimmick tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main. “Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis,” ujar Hasto sekaligus menyayangkan bagaimana Gibran sepertinya lebih membela korporasi Nikel daripada membela kepentingan rakyat. “21 korban rakyat yang meninggal akibat ledakan furnace di industri Nikel sama sekali tidak mendapat perhatian dari Mas Gibran,” kata Hasto.
Publik akhirnya bereaksi negatif dan munculnya peristiwa ketika di Amerika, Presiden Jokowi malah meminta Tom Lembong untuk membantu Pak Jokowi di dalam menjawab pertanyaan.
Hak yang menarik, Prof. Mahfud dengan pengalaman yang luas tidak terpancing atas berbagai upaya Gibran. Prof. Mahfud menunjukkan ketegasannya bahkan tidak mau menjawab pertanyaan. Apalagi ada pengamat yang kemudian menanggapi debat menyebutkan bahwa pertanyaan soal greenflation itu, penjelasan Gibran tidak tepat dan jangan-jangan Gibran tidak paham.
Perbincangan di sosial media saat debat dan usai debat memberikan sentimen positif terhadap Prof.Mahfud dan sebaliknya menunjukkan sentimen negatif atas penampilan Gibran.
TPN Paslon 03 meyakini kualitas Ganjar sebagai Presiden Rakyat semakin memberi dampak positif. “Pak Ganjar akan fokus pada masalah ekonomi, khususnya perhatian pada wong cilik, penciptaan lapangan kerja, kemampuan menurunkan harga-harga pokok rakyat, dan kesinambungan terhadap hal-hal positif dari Pemerintahan Jokowi,” ujar Hasto.
Menurutnya, hal itulah yang menjadi daya unggul Ganjar, didukung oleh kemampuannya melakukan blusukan dan berbeda dengan Prabowo yang masih sering tampil emosional serta tidak mampu blusukan.