Jakarta – Membuka debat keempat, calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD tampil fasih dan tegas menyampaikan gagasan pasangan calon (paslon) nomor urut 3, Ganjar-Mahfud.
Mahfud yang memiliki pengalaman 24 tahun di cabang pemerintahan eksekutif, legislatif, dan yudikatif itu mengatakan bahwa debat hari ini sangat penting karena menyangkut dan menentukan masa depan negara kesatuan Republik Indonesia dan bangsa Indonesia.
Pertama, papar Mahfud, adalah hak manusia dan alam. “Kearifan lokal Bangsa Indonesia di masa lalu sudah biasa melakukan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan agar lingkungan lestari. Bahkan konstitusi kita juga menyatakan SDA harus dikelola dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.”
Menurut Mahfud, hanya dua kuncinya, yakni komitmen dan keberanian.
“Pada 16 Juni 2011, sebagai ketua Mahkamah Konstitusi, saya membuat vonis bahwa sumber daya alam untuk memihak rakyat ukurannya ada empat. Satu, pemanfaatan; dua, pemerataan; tiga partisipasi masyarakat; empat penghormatan terhadap hak-hak yang diwariskan leluhur,” jelas Mahfud.
Mahfud menyatakan bahwa Ganjar-Mahfud akan menggunakan tolak ukur tersebut. “Saya tidak melihat pemerintah menggunakan tolak ukur itu,” kata Mahfud sambil menguraikan bahwa kondisi saat ini adalah investor masuk, industrialisasi terjadi, lingkungan rusak, rakyat menderita, dan kemudian sumber daya alam menjadi sumber sengketa.
Menyinggung proyek food estate yang merusak lingkungan dan dianggap publik gagal, Mahfud mengatakan, “yang benar saja, rugi dong kita.”
Tema debat ke-4 dari lima rangkaian debat calon presiden (capres) dan cawapres adalah soal energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agararia, dan masyarakat adat.