Jakarta – Keputusan beberapa fungsionaris dan caleg muda Partai Golkar mendukung pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD menimbulkan riak dalam internal partai. Terlebih lagi ketika mereka mendeklarasikan berdirinya kaukus Muda Beringin 03 pada tanggal 10 Januari 2024 kemarin.
Saat menjadi narasumber di podcast Interpol (Intervensi Politik), salah satu deklarator Kaukus Muda Golkar 03 Andir Firliansyah mengaku keputusan tersebut diambil setelah berdiskusi dengan banyak senior partai. Dari situ Andir tahun bahwa ia tidak sendiri. Banyak orang juga merasakan keresahan yang sama. Maka ketika kemudian banyak pihak – terutama dari elit partai – mengecam keputusannya, Andir dan teman-teman sama sekali tidak gentar.
“Kalau persoalan sanksi, kami sudah memikirkan sejak jauh hari secara matang. Bahkan saya salah satu pengurus struktural di DPD Golkar Sumsel. Artinya, pahitnya nih, dipecat dari struktural, silahkan,” katanya.
Namun ia meyakini proses itu akan berjalan secara prosedural dengan melibatkan mahkamah partai. Bila sampai mahkamah partai turun tangan, Andir justru menganggapnya sebagai kesempatan meminta klarifikasi atas keputusan elit partai yang sudah bertindak berlawanan dengan keputusan Munas (Musyawarah Nasional).
“Kami serahkan kepada mahkamah partai untuk meng-cross check, untuk mengaji. Kalaupun misalkan kami (dianggap) salah, kami siap menerima konsekuensi. Kami tidak pernah menjelekkan partai Golkar, tetapi kami ingin menyelamatkan partai Golkar. Justru di situ point yang harus diketehui teman-teman Golkar di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Sebagai catatan, Munas Golkar yang digelar pada tahun 2019 menetapkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum. Selanjutnya, memberi mandat kepada Airlangga Hartarto maju sebagai calon presiden dari partai Golkar pada Pemilu 2024. Namun kenyataanya, Golkar kemudian justru mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Situasi makin pelik ketika Golkar juga mendukung Gibran sebagai calon wakil presiden.
Salah satu yang pernah mengkritik langsung keputusan itu adalah Ridwan Hisjam, Anggota Dewan Pakar Partai Golkar. Ia berpendapat bahwa dukungan kepada calon presiden atau calon wakil presiden manapun sah-sah saja. Akan tetapi, karena keputusan mencalonkan Airlangga Hartarto dibuat melalui Munas, maka bila mau mengubah arah dukungan pun harus melalui Munas.
Wawancara Andir Firliansyah selengkapnya ada di program podcast Interpol Limapagi.
Simak selengkapnya di