Kendari – Cuaca cerah menaungi pagi di Bandar Udara Haluoleo, Kendari saat Boeng 737-800 Next Generation yang membawa Gubernur Sulawesi Tenggara 2008-2017 mendarat. Bandara ini diambil dari nama salah seorang raja pada Kerajaan Konawe di abad tujuh belas. Haluoleo selain dikenal sebagai pemimpin yang bijak, diyakini pula sebagai ksatria yang tak kenal menyerah dan gigih membela tumpah darahnya.
Pagi itu, jelang pukul sepuluh Waktu Indonesia Tengah, ribuan orang datang menyambut Nur Alam yang kembali ke kampung halaman setelah 6 tahun 6 bulan menuntaskan masa hukuman di Jakarta dan Bandung. Tarian Mondotambe, yakni tarian selamat datang khas Suku Tolaki, Sulawesi Tenggara, menyambut di gerbang kedatangan.
Pantauan Limapagi yang mengikuti secara eksklusif perjalanan Nur Alam dari Bandara Soekarno-Hatta ke Kendari dan transit di Makassar, warga yang berdatangan ke Bandara Haluoleo tak hanya dari Kendari, tapi juga dari kabupaten-kabupaten lain seperti Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, dan lain-lain. Mereka memakai kaos bertuliskan ‘H. Nur Alam, Kuat Erat, Kembali Pada Rakyat’, dan kemeja hijau tertera ‘I Love Sultra, Come Back Stronger’.
Ketua Laskar Sarano Tolaki Aguslan Lapobende menegaskan, warga Sulawesi Tenggara sangat merindukan kehadiran kembali Nur Alam dan keluarganya. “Warisan Nur Alam sangat nyata, seperti Masjid Al Alam, Jembatan Bahteramas, Rumah Sakit Bahteramas dan lain-lain. Kami sangat menyayangi beliau sebagai tokoh pembangunan dan berharap Nur Alam dan keluarga tetap berkarya bagi masyarakat Sultra,” kata Aguslan.
Dalam perjalanan sekeluar dari Bandara Haluoleo, Nur Alam tak henti dielu-elukan warga. Ada yang membawa poster bertuliskan, “Militan Nur Alam Kecamatan Angata’, ‘Tusu Di Sini Loso Di Sana’, ‘Konsel Dikepung, Petaka Ingat!’ dan sebagainya.
Ribuan motor dan puluhan mobil mengikuti Nur Alam dari Bandara Haluoleo menuju Masjid Apung Al Alam hingga kediaman Nur Alam di kawasan Lepo-lepo, Kota Kendari. Tak jarang, Nur Alam turun dari mobil, berjalan kaki untuk menyapa warga, dengan berjabat tangan, naik ke mobil komando dan kembali lagi masuk mobilnya.
“Tolong jaga situasi tertib, yang penting sekarang saya sudah kembali bersama masyarakat Sulawesi Tenggara,” kata Nur Alam dari mobil bak terbuka.
Puteri sulung Nur Alam, Sitya Giona Nur Alam mengaku sangat senang karena penantian selama hampir tujuh tahun, akhirnya sang ayah kembali ke Kendari.
“Alhamdullilah, inilah yang selama ini kita tunggu-tunggu, tokoh pembangunan Sulawesi Tenggara kembali ke tanah kelahirannya,” kata Giona. Terlihat juga dua mantan Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas dan Saleh Lasata dalam penjemputan Nur Alam.