Manado – Istri Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Surpiyanti membeberkan strategi Ganjar-Mahfud dalam menekan angka stunting di Indonesia.
Salah satunya lewat pemantauan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dengan memastikan kesehatan sang ibu lebih dulu sebelum masa kehamilan.
Hal itu disampaikan Atikoh usai menyerap aspirasi masyarakat ketika mengunjungi Kawasan Wisata Kuliner Jalan Roda, Kota Manado, Sulawesi Utara, Selasa (16/1). Kegiatan ini dalam rangka safari politiknya yang kelima.
“Kalau kita bicara seribu hari kehidupan anak itu yang pertama disehatkan calon ibunya dulu, calon ibu diedukasi terkait dengan usia untuk hamil di atas 21 tahun atau 20 tahunlah ya, kemudian ketika dia mengandung itu juga kondisinya benar-benar sehat,” ujar Atikoh.
Setelah memastikan kesehatan sang ibu, akan ada pendampingan hingga menjelang hari persalinan. Ini menjadi sangat penting karena kesehatan ibu salah satu kunci suksesnya proses persalinan.
“Apabila memang misalnya kekurangan energi kronis itu dikasih nutrisi dulu, karena potensi anemia di Indonesia juga kan cukup tinggi sehingga misalnya dia punya potensi anemia diberi tablet untuk menambah FS (ferrous sulfat),” kata Atikoh.
Saat sang ibu sudah siap, maka akan ada pendampingan lanjutan untuk edukasi soal gizi dan nutrisi demi kesehatan sang bayi.
“Ketika ibunya sudah benar-benar siap untuk hamil kemudian itu nanti juga asupan gizi diedukasi juga terkait nutrisi karena stunting itu kekurangan energi secara kronis ya, bisa juga si anak itu terkena infeksi, nah infeksi juga harus disehatkan,” kata Atikoh.
Atikoh lebih jauh menjelaskan bahwa program ini akan terintegrasi dengan upaya Ganjar-Mahfud yang ingin menyiapkan kebutuhan fasilitas kesehatan (faskes) di setiap desa.
“Ya ada satu desa satu fasilitas kesehatan untuk programnya Ganjar-Mahfud. Satu desa satu faskes itu harapannya juga bisa mencegah juga stunting ya,” tukas Ganjar.