Jakarta – Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan kontroversial dari capres Prabowo Subianto yang mengungkit soal Malin Kundang saat berpidato di GOR Dispora Pancing, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (13/1).
Hal ini disampaikan Hasto menjawab pertanyaan wartawan di sela gelaran friendly badminton match Merah Meriah di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/1).
“Ya, memang di dalam satu bulan terakhir ini Prabowo sering menyampaikan pernyataan-pernyataan yang kontroversial yang menciptakan blunder. Tetapi terkait dengan Malin Kundang, pengkhianat itu sebenarnya juga terpercik muka sendiri, karena politik ini harus diwarnai dengan dedikasi bagi bangsa dan negara,” kata Hasto.
Dikatakan Hasto, sentimen negatif dari netizen soal pernyataan tersebut pun bermunculan. Hasto menduga Prabowo mengucapkan hal itu lantaran target menang satu putaran tak terpenuhi.
“Apakah ini karena yang ditargetkan satu putaran menjadi tidak tercapai, sehingga muncul pernyataan yang dipersepsikan adanya perbedaan Prabowo dan pak Jokowi,” kata dia.
Terlepas dari apapun maksud Prabowo, Hasto menegaskan bahwa kader partai berlogo Banteng moncong putih harus menjunjung tinggi loyalitas dan dedikasi, khususnya kepada rakyat Indonesia.
“Bahwa loyalitas dedikasi termasuk kepada pihak-pihak yang telah membesarkan, khususnya rakyat Indonesia kalau di PDI Perjuangan ada anak ranting, ranting, PAC, itu harus menjadi dedikasi bagi pemimpin,” tukas dia.
Sebelumnya, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menegaskan bahwa tim Prabowo-Gibran Rakabuming adalah bentuk kelanjutan dari tim Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prabowo menyinggung soal kebaikan yang dibalas dengan pengkhianatan.
Hal itu diungkapkan Prabowo saat menghadiri acara Konsolidasi Partai Koalisi Indonesia Maju, Relawan dan Masyarakat Sumatera di GOR Dispora Pancing, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (13/1).
“Saudara-saudara sekalian tim Prabowo-Gibran adalah kelanjutan dari tim Jokowi, kita tidak malu-malu mengatakan kita kelanjutan tim Jokowi saudara-saudara sekalian,” kata Prabowo.
Ia mengatakan bahwa masyarakat harus mengakui kinerja baik pemimpin apabila memang faktanya baik. “Bangsa Indonesia harus berani katakan yang benar itu benar, yang tidak benar itu tidak benar,” tuturnya.
“Kita jangan menjadi Malin Kundang, jangan kita, kebaikan kita balas dengan penghianatan, jerih payah dibalas dengan kedengkian, jangan. Kita tidak akan menjadi negara yang baik,” pungkasnya.