Jakarta – Pelaku usaha tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memuji Visi Misi pasangan Capres Ganjar Pranowo – Cawapres Mahuf MD, mewujudkan Indonesia Emas 2045, tepat satu abad Indonesia merdeka.
Pelaku usaha menilai Program Unggulan Ganjar-Mahfud memiliki kesamaan pandangan dengan Kadin, khususnya dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional, selama penyelenggaraan Pemilu 2024.
“Dunia usaha sangat membutuhkan kepastian agar dapat menyusun rencana bisnis jangka panjang. Adanya dialog, pelaku usaha mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai arah kebijakan ekonomi dan pembangunan yang disampaikan para capres,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Anindya Bakrie pada Dialog “Capres Bersama Kadin: Menuju Indonesia Emas 2045” di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Anindya mengatakan, pengusaha berharap, hasil dialog Kadin bersama Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo menjadi sinyal positif bagi dunia usaha di Indonesia, yang membutuhkan kepastian hukum, jaminan keamanan, dan kebijakan pembangunan jangka panjang berkelanjutan.
Disebutkan, berdasarkan pemaparan Ganjar Pranowo, pelaku usaha menyimpulkan, pasangan Nomor Urut 3 memiliki Visi Misi pembangunan ekonomi yang selaras dengan Roadmap Indonesia Emas 2045. Kadin telah membuat peta jalan (roadmap), yang dapat dijadikan sebagai panduan dunia usaha dan swasta sekaligus melengkapi roadmap, yang disusun pemerintah untuk menuju Indonesia Emas 2045.
Peta jalan yang disusun Kadin menekankan pada empat pilar, yaitu ketahanan pangan dan kesehatan, kesejahteraan, inklusivitas, serta keberlanjutan (sustainability).
Semangat Gotong Royong
Sementara itu, Pelaksana Tugas Harian Ketua Umum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi, pemaparan Visi Misi dan program ekonomi Capres Ganjar Pranowo, sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas 2045, yaitu terlepas dari middle income trap serta menjadi negara maju dan sejahtera akan terwujud.
“Kadin juga realistis bahwa cita-cita itu hanya bisa tercapai apabila semua stakeholders terlibat aktif, dilandasi semangat gotong royong dan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi, kuncinya adalah kolaborasi, inklusif, dan berkelanjutan,” kata Yukki.
Ia menegaskan Kadin sebagai induk organisasi dunia usaha pada kontestasi Pemilu 2024 bersikap netral dan tidak memihak kepada Capres mana pun. Sebagai mitra pemerintah di bidang ekonomi, Kadin berkomitmen untuk mendukung capres yang terpilih.
“Bagi dunia usaha, siapa pun nanti yang terpilih tidak menjadi persoalan, selama bisa menjaga stabilitas keamanan dan memberikan jaminan kepastian hukum dan kebijakan,” jelas Yukki.
Sementara itu, Capres Ganjar Pranowo memaparkan tentang Program Ekonomi yang sejalan dengan Roadmap Indonesia Emas 2045. Pasangan Ganjar – Mahfud yang mengusung 21 Program Unggulan, menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% dan pembukaan 17 ribu lapangan pekerjaan selama kurun waktu 2024-2029.
Program yang menjadi fokus, mencakup ketahanan pangan melalui modernisasi pertanian, pengembangan industri kesehatan di antaranya melalui peningkatan anggaran R&D hingga 1% dari APBN, hilirisasi industri, meningkatkan kapasitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar bisa naik kelas, dan pembangunan yang berkelanjutan melalui upaya pengurangan emisi karbon dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan.
Ganjar mengungkapkan, ada tiga hal yang harus dijalankan terkait Program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Pertama, pelaku UMKM harus mengetahui terlebih dulu produk apa saja yang dikategorikan unggulan. Dan, setelah product knowledge dikuasai, pemerintah akan memberikan assessment.
“Di sinilah nanti pemerintah akan memberikan pelatihan. Setelah UMKM mulai, kemudian pemerintah akan membantu membuka akses agar UMKM bisa mendapatkan pembiayaan dengan bunga yang rendah,” jelas Ganjar.
Ketiga, setelah UMKM naik kelas, pemerintah akan memberikan pendampingan sehingga pelaku UMKM dapat memasarkan produknya baik di dalam maupun luar negeri.
Pada dialog yang dimoderatori ekonom Aviliani, Ganjar menanggapi sejumlah pertanyaan pelaku usaha mengenai sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta, yang saat ini belum optimal dan bahkan terkesan bersaing.
Menurut pandangan Ganjar, BUMN pada dasarnya tidak melulu bicara soal laba, tetapi menjadi pioner sektor-sektor yang belum berkembang.
“Apabila ada sektor mulai tumbuh, sepatutnya dipercayakan untuk melibatkan swasta dalam pengembangan selanjutnya. Jadi, kalau ada BUMN yang punya turunan bukan hanya anak usaha, juga cucu-cucu bahkan cicit-cicit perusahaan dan bersaing dengan swasta. Ini yang harus diperbaiki,” ujar Ganjar.
Sementara itu, isu-isu terkait energi bersih, Ganjar menjelaskan bahwa peralihan ke energi bersih perlu dilakukan secara bertahap. Saat ini, Indonesia masih mempunyai sederet sumber daya alam fosil yang dimanfaatkan.
Di sisi lain, masih ada potensi energi di dalam negeri yang dapat dimanfaatkan secara optimal, seperti energi panas bumi (Geothermal).
Ganjar menyatakan, dalam upaya mempercepat peralihan, pemerintah akan menjalin kemitraan erat dengan negara lain.
“Di Laut Tiongkok Selatan, Blok Alpha Delta di Laut Natuna, saya sampaikan itu dieksploitasi. Karena, satu, kita dapat gasnya. Kedua, geopolitiknya kita menguasai. Ketiga, lapisan pertahanannya akan kita bikin di sana. Jadi dapat ketiga-tiganya dan menyerap tenaga kerja,” tutur Ganjar.