Tegal – Seruan tegas Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam pidato politiknya pada perayaan HUT ke-51 PDI Perjuangan, memicu semangat kader dan relawan Pasangan Calon (Paslon) Nomor Urut 3 turun ke akar rumput.
“Kemarin, pada ultah PDI Perjuangan, Bu Mega sudah menyampaikan sikapnya terhadap situasi politik nasional dan apa yang mesti dikerjakan oleh kader, sehingga hari ini semuanya lagi turun, seperti sekarang ini dari fraksi turun dari teman-teman di DPRD turun, di cabang-cabang dan ranting-ranting juga turun,” kata Ganjar di sela safari politiknya di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024).
Ganjar mengatakan, Pemilu 2024 yang semakin singkat dan situasi politik yang diwarnai intimidasi akhir-akhir ini, menjadi introspeksi bagi Partai Pendukung, Relawan, dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk membangun kekuatan.
Hal itu, bukan karena kekhawatiran Paslon 3 akan kehilangan dukungan, tetapi lebih pada kesadaran bahwa kekuatan terbesar harus dibangun bersama rakyat yang disebut Megawati sebagai akar rumput.
“Kami bukan capres yang gampang khawatir. Kami confident sambil introspeksi, membangun kekuatan, ketemu bersama rakyat. Jadi enggak khawatir,” ungkap Ganjar.
Dia optimistis, dengan gerakan massif seluruh partai pendukung, relawan dan TPN Ganjar-Mahfud, masyarakat akan semakin yakin karena bertemu langsung, mendengar langsung visi-misi, dan dapat memberikan dukungan.
“Kalau pola gerakan kawan-kawan seperti ini, makin masif, kita makin yakin. Insya Allah,” ujar Ganjar.
Dia menambahkan, ada informasi menarik dari masyarakat yang ditemuinya dalam kunjungan ke Tegal, bahwa Debat Ketiga Capres memberi semangat dan meyakinkan mereka untuk menentukan pilihan.
“Ada informasi yang menarik dari grassroot tadi, setelah melihat debat terakhir ada semangat di bawah ya. Ini temen-temen di bawah yang ketemu, dan menyampaikan,” tutur Ganjar.
Filosofi Akar Rumput
Pada Peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyampaikan filosofi akar rumput yang melandasi visi-misi partai berlambang Banteng Moncong Putih itu.
“Kenapa saya sering ngomong akar rumput? Karena akar rumput, termasuk simbol kehidupan. Rumput itu mahluk Allah. Rumput tidak pernah menyerah dan bisa tumbuh di mana pun. Mampu tumbuh di gunung, tanah gersang, dan sampai juga di laut. Jangan lupa di laut pun ada rumput laut,” kata Megawati.
Dia menjelaskan, rumput punya daya survival yang tinggi, sehingga ketika dibakar, dipotong, dimatikan, atau dicabut, tetap akan selalu tumbuh karena akarnya akan selalu siap untuk tumbuh kembali.
“Tolong ingat, itulah rakyat. Rumput itu tidak pernah sendiri, selalu bergandeng erat, selalu berhimpun, yang ini yang dicabut yang satu bisa merana, tapi tidak akan mati. Kekokohan rumput inilah yang menjadi dasar filosofi PDI Perjuangan sebagai partai wong cilik, partai rakyat,” tutur Megawati.
Dia menegaskan, selama 51 tahun berdiri, kekuatan riil PDI Perjuangan adalah dukungan rakyat, bukan penguasa. Saat menghadapi tekanan Orba, bahkan ketika menjadi oposisi selama 2 priode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), PDI Perjuangan menghimpun kekuatan bersama rakyat dan bisa kembali menjadi partai besar.
“Itulah kekuatan riil PDI Perjuangan. 51 tahun kita bisa begini bukan karena elit, bukan karena menteri, bukan karena presiden, tapi karena rakyat yang mendukung kita,” kata Megawati.
Pada pidato politiknya, Megawati juga menyerukan kepada seluruh kader dan relawan serta rakyat yang disebutnya sebagai “anak-anakku” untuk mengingat kembali warisan falsafah Marhaen yang digaungkan Bung Karno, dalam pertarungan Pemilu.
“Anak-anakku di mana pun kalian berada, Bung Karno sudah mewariskan falsafah keberpihakan Marhaen pada petani, rakyat, kaum buruh, dan seluruh elemen rakyat lainnya, yang mendambahkan kecukupan sandang-pangan, pendidikan, tempat tinggal, dan penghidupan yang layak. Inilah tugas penting PDI Perjuangan, terutama ketika kita menghadapi pertarungan pemilu,” kata Megawati.