Portland – Dunia penerbangan internasional gempar. Ini terjadi setelah salah satu jendela pesawat Boeing 737 Max 9 yang dioperasikan Alaska Airlines lepas hingga meninggalkan lubang saat terbang dari Portland, Oregon, Amerika Serikat. Saat kejadian (5/1) pesawat terbang di ketinggian 16.000 kaki dengan membawa 171 orang penumpang serta 6 orang awak. Untungnya pesawat bisa kembali ke Bandara International Portland tanpa ada yang mengalami cedera serius.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Badan Nasional Keselamatan Transportasi AS (US National Transportation Safety Board/NTSB) segera menggelar investigasi menyeluruh. Selama investigasi dilakukan, semua pesawat Boeing 737 Max 9 dilarang terbang. Hasil penyelidikan awal NTSB yang diumumkan pada hari Senin (08/01) menyebutkan bagian yang terlepas tersebut tidak dipasang dengan baik. Sementara itu Alaska Airlines dan United Airlines, dua maskapai pengguna Boeing 737 Max 9, melaporkan adanya perangkat keras dari beberapa pesawat tersebut yang longgar saat pemeriksaan awal.
Di tempat terpisah, Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dave Calhoun menyatakan pihaknya akan bertanggungjawab penuh atas insiden yang terjadi, serta akan kooperatif terhadap setiap proses yang dilakukan.
“Kami akan melakukan pendekatan dengan 100% dan transparansi penuh di setiap prosesnya,” kata Calhoun dalam pernyataan yang dirilis oleh Boeing (09/1).
Calhoun memastikan Boeing akan bekerja sama dengan sejumlah regulator dan maskapai penerbangan untuk memastikan bahwa insiden semacam itu “”tidak akan pernah terjadi lagi”.
Bagian yang terlepas adalah bagian dari pintu ekstra yang tertutup di badan pesawat. Spirit AeroSystems di Kansas, Amerika Serikat, bertanggungjawab memproduksi badan pesawat tersebut. Namun Boeing menyelesaikan proses instalasinya yang rumit di pabriknya.