Sorong – Sebanyak 53 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sorong, Papua Barat Daya, melarikan diri pada hari Minggu (7/1). Menurut warga sekitar, peristiwa itu terjadi seusai kegiatan ibadah di Gereja Tabernakel milik Lapas. Saat para warga binaan sedang kembali ke blok masing-masing untuk berganti pakaian, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari kompleks tahanan.
Petugas segera memeriksa asal suara guna mencari tahu penyebab ledakan. Ternyata ledakan tersebt berasal dari petasan. Tiba-tiba dari arah blok tahanan muncul 5 warga binaan yang berusaha keluar melalui pintu pagar. Di belakang mereka ada beberapa orang lagi yang coba menyusul. Upaya penjaga menghentikan mereka tidak berhasil karena kalah jumlah dan pertimbangan keamanan. Dari data yang dikumpulkan petigas, tercatat 53 warga binaan berhasil melarikan diri. Mayoritas tahanan kasus pidana umum dan narkoba.
Pihak Lapas segera berkoordinasi dengan kepolisian dan instansi-instansi lain yang terkait. Kepolisian Resort Kota Sorong segera bertindak dengan melakukan razia dan menutup akses ke kota Sorong guna mencegah para warga binaan kabur ke luar kota. Penyisiran ke sejumlah tempat pun dilakukan dengan teliti.
”Kita usahakan pengejaran dengan melibatkan Resmob, Polresta, Polsek di Sorong Kota,” kata Kabag Ops Polresta Sorong Kompol Indra GunawanKepolisian.
Sementara itu Kapolres Kota Sorong Kombes. Happy Perdana Yudianto mengatakan, hingga hari Minggu (7/1) malam, baru enam orang kembali ditangkap.
“Upaya-upaya yang kita sudah lakukan kita juga melakukan penyekatan di jalan luar Kota Sorong pelabuhan dan bandara sambil membawah data tahanan yang kabur,” kata Heppy saat ditemu awak media di di Lapas Sorong.
Saat ini pihak Lapas Sorong tengah melakukan penyelidikan internal atas dugaan adanya kelalaian petugas. Termasuk mengapa ada petasan di dalam Lapas.