Jakarta – Pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD banyak mendorong kerja sama internasional melalui diplomasi pertahanan, ketimbang mengandalkan utang luar negeri untuk pengadaan alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista).
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Dengan pendekatan diplomasi tersebut, diharapkan dalam segi pertahanan bisa mengembangkan teknologi masa depan yang cocok dengan kondisi geografis Indonesia.
“Ini yang membedakan dengan Pak Prabowo yang lebih banyak melakukan utang luar negeri untuk pengadaan alutsista. Sementara kalau Pak Ganjar banyak mendorong kerjasama internasional melalui diplomasi pertahanan,” ujarnya jelang Debat Ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2023).
Pasangan Ganjar-Mahfud, kata Hasto, merupakan kesatuan yang siap memberikan gagasan yang terbaik terkait dengan hubungan internasional, untuk kepeloporan Indonesia di dalam membangun persaudaraan di dunia.
Ditambahkannya, dengan posisi geopolitik, geoekonomi dan geostrategis Indonesia mampu memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia, dan juga persoalan pertahanan dan keamanan yang didasarkan pada kepercayaan terhadap anak bangsa.
“Pak Ganjar sendiri sebenarnya kan sudah cukup lama, pernah dua periode sebagai anggota DPR RI, itu juga berbicara tentang politik luar negeri, politik keamanan, politik pertahanan,” paparnya.
Intinya, lanjut Hasto, kemitraan di dalam menggalang rakyat yang menjadi kekuatan efektif, apabila tidak ada kemiskinan, tidak ada kebodohan dan kemudian mengalami loncatan kemajuan di dalam penguasaan iptek.
“Maka kehadiran Pak Mahfud dalam memberantas korupsi, itu juga berpihak agar rakyat mendayagunakan segala potensinya dalam membangun seluruh kekuatan pertahanan dan keamanan dalam kolektivitas kita sebagai bangsa,” tutupnya