Jakarta – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengomentari program bagi-bagi susu gratis oleh pasangan calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, program itu tak selesaikan masalah stunting.
Hasto mengatakan 21 program capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud md merupakan program kerakyatan. Dia lalu menyinggung program Gibran terkait pembagian susu gratis tak sehat untuk balita dan tidak menyelesaikan masalah stunting.
“Sehingga program-programnya pun kalau Pak Ganjar, Prof Mahfud, 21 program kerakyatan ini kan sangat membumi, berbeda dengan Pak Prabowo dan Mas Gibran yang mengadakan susu gratis yang mengandung banyak glukosa dan tidak sehat untuk anak-anak balita serta tidak menyelesaikan masalah stunting, itu berasal dari susu impor,” ujar Hasto kepada wartawan di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/1/2024).
Hasto mengatakan Ganjar-Mahfud mendorong pemberdayaan UMKM dalam negeri. Sementara Prabowo-Gibran, kata Hasto, lebih suka mendorong impor dan menaikan pajak rakyat.
“Bedanya di situ. Pak Ganjar-Mahfud mendorong pemberdayaan UMKM dalam negeri, Pak Prabowo dan Pak Gibran lebih suka mendorong impor dan menaikkan pajak rakyat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto menyebut hal itu juga mungkin dibahas saat Prabowo bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Hasto, pertemuan itu juga wajar lantaran Prabowo masih menteri Jokowi.
“Inilah yang mungkin juga menjadi motif pertemuan antara Pak Prabowo dan presiden, tapi jangan lupa juga Pak Prabowo kan masih menterinya Pak Presiden Jokowi. Jadi pertemuan itu merupakan hal yang wajar untuk dilakukan,” ujarnya.