Jakarta – Indonesia bakal melakukan impor besar-besaran sejumlah komoditas untuk cadangan pangan pemerintah (CPP). Adapun kuota impor berdasarkan hasil rapat neraca komoditas yang menetapkan kebutuhan importasi untuk beras, gula pasir, daging kerbau, sapi, hingga jagung untuk peternak.
Rapat terbatas neraca komoditas berlangsung di Kementerian Koordinator Perekonomian, yang melibatkan Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Perdagangan. Importasi ini dilakukan untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah (CPP).
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, untuk impor gula konsumsi atau Gula Kristal Mentah (GKM) yang ditetapkan sebanyak 708 ribu ton. Angka ini lebih rendah dari tahun 2023 yang sebanyak 900 ribu ton.
Kemudian, beras telah ditetapkan impor sebanyak 2 juta ton sepanjang 2024. Penugasan ini memang telah diumumkan oleh Badan Pangan Nasional selaku badan yang memberikan penugasan.
Penugasan impor beras ini diberikan kepada Perum Bulog sebagai BUMN pangan yang bertugas dalam pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP). Diketahui, Perum Bulog sendiri telah melakukan penjajakan ke beberapa negara untuk membeli beras.
Kuota impor ini dilakukan untuk pemenuhan CBP yang akan digunakan untuk operasi pasar dan penyaluran bantuan pangan beras. Seperti diketahui penyaluran bantuan pangan sendiri rencananya diperpanjang sampai Juni 2024.
Lalu, telah ditetapkan impor untuk komoditas daging. Pemerintah menetapkan impor untuk daging kerbau sebanyak 100 ribu ton yang ditugaskan ke Perum Bulog. Sementara swasta mendapatkan kuota impor daging kerbau sebanyak 50 ribu ton.
Untuk penugasan impor daging sapi 20 ribu ton ditugaskan kepada Holding BUMN Pangan yakni ID Food
Pemerintah juga telah menetapkan impor jagung sebanyak 500 ribu ton untuk pakan peternak. Badan Pangan Nasional menyebut sebanyak 250 ribu ton jagung sudah masuk Indonesia. Sisanya diproyeksikan akan masuk awal 2024.
Untuk penugasan impor jagung diberikan kepada Perum Bulog. Kemudian akan dibagikan secara langsung kepada peternak ayam dan telur berdasarkan data yang telah dihimpun Bulog sendiri.
Jika dibandingkan dengan tahun ini, jumlah impor beberapa komoditas itu memang mengalami penurunan. Contohnya gula. Pengurangan demi menggenjot produksi gula dalam negeri. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin swasembada gula.
Begitu juga dengan impor beras yang jumlahnya berkurang dari tahun lalu, yang jika ditotal sebanyak 3,5 juta ton. Sementara realisasi impor beras 2023 rmencapai 3 juta ton.
Beras itu telah disalurkan ke masyarakat dalam program operasi pasar dan bantuan pangan beras. Operasi pasar sendiri dilakukan karena harga beras sepanjang 2023 jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
Namun, jumlah impor produk pangan di atas tergantung kondisi produksi dalam negeri. Jika pasokan dalam negeri cukup, maka tidak perlu impor. Untuk diketahui, neraca komoditas juga akan dievaluasi pemerintah setiap 3 bulan sekali.
Contohnya importasi beras pada 2023 yang awalnya ditugaskan sebanyak 2 juta ton. Pada akhir 2023, penugasan impor beras ditambah sebanyak 1,5 juta ton.