Jakarta – Pemilihan presiden putaran pertama berlangsung 14 Februari mendatang diikuti tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan paslon nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Namun, di Surakarta, surat suara simulasi pilpres hanya menampilkan dua paslon.
Untuk itu, DPC PDI Perjuangan Kota Solo memprotes simulasi surat suara Pilpres dari Komisi Pemilihan Umum. Gara-garanya, simulasi surat suara itu hanya menampilkan dua kolom pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden.
Liasion Officer (LO) PDI Perjuangan Kota Solo, YF Sukasno mengatakan hal itu diketahui saat dirinya meminta contoh surat suara dari Pilpres, DPD, DPRD, hingga DPRD ke KPU Solo. Saat membuka simulasi surat suara Pilpres, dia melihat di dalamnya hanya ada dua contoh kolom paslon.
“Yang umur 68 tahun itu bertanya, kok nggak ada foto rambut? Saya sampaikan ini hanya contoh. Dijawab ‘lha ini yang nomor tiga mana?’ Saya coba tanya, mau coblos mana, dia menghitungnya kan 1-2-3. Nomor tiga nggak ada. Kalau ada nyoblosnya pinggir kanan,” ucap dia.
“Yang anak muda juga sama. Kalau dia sampaikan langsung, lho kok kolomnya hanya dua, kan calonnya ada tiga,” sambung Sukasno.
Sukasno juga telah menanyakan ke KPU Solo mengenai simulasi surat suara pilpres tersebut.
“KPU Solo jawabnya terima dari KPU Pusat itu, jadi yang dibuat sosialisasi ini,” kata Sukasno.
Sukasno lalu mempertanyakan apa motivasi KPU membuat simulasi surat suara pilpres hanya terdiri dari dua kolom paslon.
“Komentar saya, ini kartu suara untuk simulasi ini menyesatkan. Kedua, apa motivasi KPU membuat ini? Kalau irit atau efisiensi, kita udah nggak bicara itu lagi. Karena yang di simulasi lain dibuat semua, 18 parpol dibuat semua. Ini penting lho,” tandasnya.
Pihaknya telah melaporkan temuan itu ke Ketua DPC PDI Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo. “Sudah laporan ke Ketua DPC, terkait lain-lain dikaji DPC dan tim,” pungkasnya.
Saat dimintai konfirmasi secara terpisah, Ketua KPU Solo, Bambang Christanto mengatakan desain simulasi surat suara itu langsung dari KPU RI. KPU Solo hanya mengunduh desain dari link yang telah disediakan KPU RI.
“Jadi kita hanya melaksanakan apa yang sudah menjadi arahan dari pusat, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Kita hanya menjalankan instruksi sesuai dengan edaran dari KPU RI,” kata Bambang.