Batu – Para petani anggrek mengaku selama ini kesulitan mengembangkan usahanya. Mereka merasa aturan yang diterapkan pemerintah selama ini, terutama terkait izin ekspor, sangat merepotkan. Kesempatan menembus pasar internasional pun berulang kali lewat begitu saja. Itulah secuil keluh kesah yang mereka sampaikan saat Muhamin Iskandar berkunjung ke DD Orchid Nursery di Batu, Malang, Jawa Timur, pada hari Minggu (31/12).
Cawapres nomor urut 01 itu pun mengakui banyak peraturan pemerintah yang harus dirombak, karena sudah tidak sesuai kondisi di lapangan. Salah satunya terkait ekspor anggrek yang masih digolongkan sebagai tanaman langka. Padahal saat ini sudah banyak budidaya anggrek dan varietas baru pun terus bermunculan. Ia pun berjanji akan mendorong perubahan perizinan ekspor anggrek ke luar negeri.
“Kalau alasannya (karena tanaman) langka, itu sudah bisa dikultur sampai jutaan. Artinya kalau perubahan mau terjadi, anggrek ekspor tidak perlu izin lagi,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia memotivasi para petani agar terus maju meski banyak rintangannya. Hal yang sama dilakukan oleh pasangan Anies – Muhaimin yang terus berjuang menggelorakan semangat perubahan meski dengan sumber daya terbatas.
“Kami berdua (pasangan Anies – Muhaimin) tidak ada yang nyumbang. Konglomerat enggak ada yang nyumbang, sehingga kami kekurangan logistik kaus, baliho,” ujarnya.
Meski tak ada sumbangan datang ke paslon dengan dana awal kampanye paling sedikit itu, Cak Imin mengaku tidak khawatir. Karena meski sumbangan tak hadir, tapi relawan, simpatisan dan pendukung bisa bergerak secara swadaya.
Sebagai kenang-kenangan, Muhaimin Iskandar dan istrinya, Rustini Murtadlo mendapatkan hadiah anggrek jenis dendrorium yang dinamai sesuai nama keduanya. Anggrek Muhaimin Iskandar merupakan persilangan anggrek dendrodium Lombok Bangkit dan Violaceoflavens. Sedangkan anggrek Rusntini Murtadlo persilangan antara anggrek Ratri Ayu dan Oriyen. Kedua anggrek tersebut juga telah didaftarkan ke lembaga registrasi anggrek di London, Inggris.