Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, angkat bicara terkait perkembangan rencana pembangunan LRT Bali. Budi Karya mengatakan bahwa Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah bertemu dengan pihak Korea Selatan yang memberikan grant untuk studi kelayakan atau Feasibility Study (FS) proyek LRT Bali.
Dia mengatakan, pihak Korea Selatan juga akan memberikan pinjaman berbentuk Official Development Assistance (ODA) untuk pembangunan LRT Bali tahap 1. Dia menyebutkan, LRT Bali tahap 1 rencananya akan dibangun dari Bandara I Gusti Ngurah Rai hingga ke Sunset Road. Budi Karya mengatakan, pembangunan proyek LRT ini membutuhkan waktu kurang lebih 3 hingga 4 tahun.
“Jangka panjangnya kita akan bangun kereta LRT di Bali dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat, seperti di Sunset Road, Legian, dan Canggu,” ujar Budi Karya dalam keterangan resminya, dikutip Senin (1/1/2024).
Dia melanjutkan, kehadiran LRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Bali yang seringkali terjadi, khususnya di hari libur nasional dan keagamaan.
Diberitakan sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi blak-blakan soal tindak lanjut rencana pembangunan Light Rail Transit atau LRT Bali. Dia menyebut, pemerintah provinsi (Pemprov) dan pemerintah daerah (Pemda) Bali bakal menjadi pemegang saham mayoritas proyek LRT Bali sebesar 51%, sedangkan pemerintah pusat menjadi pemegang saham minoritas dengan besaran 49%. Menurutnya, pemerintah Bali telah menyepakati besaran kepemilikan saham pada proyek LRT Bali tersebut.
Adapun, untuk skema pendanaan, Budi menuturkan, dapat dilakukan dengan berbagai operasi, termasuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Menurutnya, Korea Selatan sebelumnya telah menyatakan kesiapannya untuk membangun proyek LRT Bali itu. Menhub berharap, proyek pembangunan LRT Bali bisa segera dimulai setelah koordinasi intensif seluruh stakeholder dilakukan.
Pasalnya, Pulau Bali yang dianggap menjadi showcase pariwisata internasional seharusnya bisa bebas dari kemacetan lalu lintas.