Boyolali – Hari ini, jadwal Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo padat sekali. Setelah Sabtu pagi dan sore berkeliling Boyolali dan kawasan Solo Raya, pada Sabtu malam Ganjar bergeser ke Jakarta. Ganjar dan Mahfud menghadiri acara Konsolidasi Akhir Tahun Tim Pemenangan Nasional dan Relawan Ganjar-Mahfud di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu 30 Desember malam.
Minggu, sederet acara kembali menanti Ganjar di Jawa Tengah. Dimulai menghadiri Masayekh di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Purworejo, lalu bertemu Tim Pemenangan, caleg partai koalisasi dan relawan di rumah makan Purworejo.
Setelah itu, Ganjar turun ke sawah, berdiskusi dengan petani, tokoh agama, serta tokoh masyarakat di lokasi persawahan Cangkrep Kidul, Purworejo. Jadwal selanjutnya, Ganjar berziarah ke makam orangtua di Kutoarjo.
Malam hari, Ganjar dijadwalkan menghadiri dialog dengan tim pemenangan di Kabupaten Semarang serta menghairi istiqosa untuk negeri, doa bersama Gus Ali Gondrong di Bandungan, Semarang.
Namun, tragedi yang terjadi Sabtu malam membelokkan agenda Ganjar kembali ke Boyolali. Tindak kekerasan terhadap beberapa relawan Paslon 03 (Ganjar-Mahfud) oleh Anggota TNI di Boyolali mengakibatkan tujuh korban penganiayaan dengan dua orang saat ini masih menjalani rawat inap di RSUD Pandan Arang dan 5 orang lainnya rawat jalan.
Berbagai kecaman muncul karena tindakan main hakim sendiri atau kesewenang-wenangan hukum oleh anggota TNI dari Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Boyolali tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun dan harus dilakukan penindakan yang tegas secara institusional. Terlebih saat ini merupakan momentum kampanye politik dan penganiayaan oleh Anggota TNI tersebut dilakukan terhadap salah satu relawan Capres/Cawapres, hal itu tentu dapat menyulut prasangka ketidaknetralan TNI dalam Pemilu.
Dari video yang diterima Limapagi, Ganjar nampak mengunjungi dua korban di RSUD Pandan Arang, Pulisen, Boyolali. Ganjar termangu mengamati kondisi korban Arif Diva Ramandhani di RSUD Pandan Arang Boyolali. Korban dalam kondisi belum sadar didampingi orangtuanya.
Di kamar perawatan lain, Ganjar berbincang dengan korban Slamet Andono yang bercerita dirinya diseret dari jalan raya dibawa masuk ke markas batalyon 408 kemudian di situ dipukuli lima oknum TNI.
“Anda bawa motor sendirian lalu dibawa ke masuk ke pos penjagaan?” tanya Ganjar mengkonfirmasi visual di video viral.
Slamet mengungkapkan, ia dianiaya lima anggota TNI. “Saya dipukuli sejak di jalan sampai ke pos. Dihajar dengan tangan dan kaki,” ungkapnya.
Di rumah sakit itu, nampak juga isteri Ganjar, Siti Atikoh, keluar kamar terlebih dahulu. Ia menyenderkan wajahnya ke tembok dan menangis. Berkali-kali ia menyeka air mata menggunakan tisu dan tak bisa menahan tangis. Ganjar keluar dari kamar Arif Diva setelah menghabiskan waktu sekitar 7 menit.
Ganjar menyebut berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, kondisi kedua relawan Ganjar-Mahfud yang menjadi korban penganiayaan anggota TNI di Boyolali itu sudah membaik, tidak ada gegar otak. Tulangnya juga dalam kondisi baik. “Tulang tengkoraknya bagus, otaknya juga bagus, hanya patah gigi,” jelasnya.
Ganjar mengungkapkan, mereka mengaku ditarik ke dalam asrama dan dipukuli anggota TNI. “Saya kira ini peringatan untuk siapa pun, kalau ada yang melanggar kasih ke aparat yang menangani, enggak ada cerita main hakim sendiri,” kata dia.
Ganjar mengatakan akan mengurus hal tersebut dan berkomunikasi dengan Panglima TNI dan Pangdam IV/Diponegoro. Ia menyebut sambutan petinggi TNI baik yakni agar ada tim dari PDI Perjuangan untuk menjalin komunikasi terus menerus mengenai perkembangan kasus ini.