Beijing – Kementerian Pertahanan Tiongkok menyatakan tidak akan berdiam diri terhadap provokasi berulang yang dilakukan Filipina. Juru Bicara Kolonel Senior Wu Qian membuat pernyataan tersebut di depan awak media pada hari Kamis (28/12) terkait tuduhan Filipina bahwa Penjaga Pantai Tiongkok (CCG) menggunakan meriam air untuk menyerang kapal Filipina di dekat area Ren’ai Jiao, dan menggunakan perangkat sonik jarak jauh serta laser tingkat militer terhadap awak kapal Filipina.
Wu menyatakan justru pihak Filipina yang terus mengabaikan peringatan pihak Tiongkok, terus mengirimkan kapal untuk menyusup ke perairan yang berdekatan dengan Ren’ai Jiao, dan secara provokatif menabrak kapal Penjaga Pantai Tiongkok sehingga menyebabkan kerusakan. Ia juga mengungkapkan bahwa pihak Filipina mengklaim membawa pasokan kemanusiaan, padahal sebenarnya membawa jurnalis dan mereka menyebarkan informasi yang tidak benar.
“Dalam pandangan saya, ini sama sekali bukan bantuan kemanusiaan. Ini sengaja menciptakan sebuah insiden. Berpura-pura menjadi korban dan mengadakan pertunjukan dengan menyamar sebagai bantuan kemanusiaan,” kata Wu.
Chen Xiangmiao, Direktur Pusat Penelitian Angkatan Laut Dunia di Institut Nasional Studi Laut Cina Selatan, mengatakan bahwa tindakan CCG termasuk penggunaan meriam air sangat terkendali, karena bersifat defensif, bukan agresif.
Selanjutnya Wu juga mengecam kritik AS yang tidak berdasar terhadap upaya Tiongkok untuk melindungi hak-hak sah, dengan mengatakan bahwa AS menghasut provokasi Filipina demi kepentingan egoisnya sendiri dan berupaya menggunakan Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina untuk mengancam Tiongkok.
Masalah Ren’ai Jiao, lanjut Wu, adalah antara Tiongkok dan Filipina. Tidak ada hubungannya dengan pihak ketiga mana pun. Maka seharusnya AS segera berhenti campur tangan dalam masalah Laut Cina Selatan, berhenti menghasut Filipina.