Jakarta – Peningkatan aktivitas masyarakat usai pandemi Covid-19 menyebabkan penggunaan bahan bakar meningkat pesat. Akibatnya, menurut data per 28 Desember 2023, jumlah penyaluran BBM bersubsidi tahun 2023 melebihi kuota meski tidak ekstrim. Hal tersebut diungkapkan Ketua BPH Migas Erika Retnowati saat konferensi pers akhir tahun di Aston Sentul, Bogor, Jawa Barat pada hari Sabtu (30/12).
Ia menjelaskan bahwa realisasi penyaluran solar subsidi saat ini mencapai 102,69 persen dari kuota, minyak tanah 97,89 persen dari kuota, dan pertalite 91.43 persen dari kuota. Meski demikian, Erika menyatakan stok BBM pada musim liburan Natal dan Tahun Baru aman.
“Kondisi ketahanan stok BBM dan LPG aman. Gasoline, Gasoil, Kerosene maupun Avtur, ketahanan stoknya di atas 17 hari. Sedangkan, coverage days LPG rata-rata 18 hari,” katanya.
Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro menambahkan, kenaikan distribusi bisa mencapai tujuh persen andai tidak ada sistem pengawasan yang dilakukan Pertamina dan Microsite.
“Dengan aplikasi yang kami kembangkan bersama Pertamina atau Microsite untuk AKR, estimasi lonjakan itu bisa ditekan kurang lebih kenaikannya hanya 3 sekian persen di akhir Desember 2023,” ujarnya.
Melalui upaya digitalisasi, beberapa bulan ini konsumsi solar bersubsidi sudah stagnan. Artinya, sebagian besar distribusinya sudah tepat sasaran. Apalagi penegakan hukum sudah ditingkatkan dan pengaduan masyarakat semakin masif terhadap praktik penyelewengan BBM Subsidi. Secara bersamaan, BPH Migas juga langsung menindak penyelewengan yang terjadi di lapangan.