JAKARTA – Setiap tanggal 26 Desember diperingati sebagai peristiwa yang memilukan bagi seluruh warga Aceh. Peristiwa gempabumi dan tsunami yang melanda Aceh telah 19 tahun berlalu, namun bekasnya hingga kini tidak pernah dilupakan. Bencana alam dahsyat itu berlangsung pada 26 Desember 2004.
Gempa bermagnitudo (M) 9,3 disusul dengan gelombang tsunami itu telah menghancurkan bangunan-bangunan di Tanah Rencong.
Gempa besar tersebut terjadi sekira pukul 08.00 WIB yang berpusat 160 KM sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 kilometer. Kejadian tersebut merupakan gempa bumi terdahsyat yang menghantam Aceh dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
Gempa itu bahkan juga dirasakan hingga Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.
Tidak lama setelah gempa terjadi, masyarakat di pesisir Aceh kembali dibuat panik dengan datangnya gulungan air dari pesisir pantai. Ombak tsunami setinggi langsung menyapu bersih sebagian wilayah Aceh. Peristiwa ini tercatat sebagai peristiwa bencana alam terbesar dalam sejarah Abad ke 21.
Secara keseluruhan ada 14 negara yang terkena dampak tsunami dengan jumlah korban mencapai 230.000 jiwa.
Ratusan ribu nyawa melayang setelah dihantam gelombang kecepatan gelombang hampir 360 kilometer per jam, dengan tinggi tsunami diperkirakan mencapai 30 meter. Hal itu sama saja seperti tinggi 17 kali dari tinggi rata-rata orang dewasa dengan ketinggian rata-rata 170 sentimeter bila berdiri sejajar ke atas.
Dalam rangka peringatan tsunami Aceh ke-19, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar Festival Smong 16-17 Desember 2023. Dikutip dari situs resminya, puncak peringatan 19 tahun tsunami Aceh akan dilaksanakan pada:
Hari, tanggal: Selasa, 26 Desember 2023
Lokasi: Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal melalui Kepala Bidang Pemasaran, T Hendra Faisal mengatakan peringatan 19 tahun tsunami Aceh menjadi refleksi diri bagi masyarakat Aceh untuk terus berdoa, berzikir, dan bersalawat.
Menurutnya, peringatan ini menjadi edukasi kebencanaan dari tingkat SD, SMP, dan SMA untuk menumbuhkan atau pengetahuan kepada generasi yang belum merasakan bencana tsunami.
“Refleksi peringatan tsunami menjadi sejarah penting bagi daerah Aceh, banyak negara di dunia yang membantu kebangkitan Aceh yang dapat dilihat dari area Museum Tsunami maupun di area Blang Padang,” ujarnya, Minggu (17/12/2023).