Mariana Utara – Guna mengantisipasi potensi konflik dengan China, terutama di wilayah Pasifik, Amerika Serikat berencana mengaktifkan kembali pangkalan militer di Pulau Tinian. Pulau ini bagian dari Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara yang terletak sekitar sekitar 6.000 kilometer di sebelah barat Hawaii.
Saat diwawancarai Nikkei Asia, Komandan Angkatan Udara Pasifik Jenderal Kenneth Wilsbach mengatakan bahwa North Field (nama lapangan udara Utara di Pulau Tinian) akan menjadi fasilitas yang luas setelah pembersihannya selesai. Pasalnya, tempat itu telah menjadi hutan sejak ditinggalkan Angkatan Udara AS pada tahun 1946.
“Jika Anda memperhatikan dalam beberapa bulan ke depan, Anda akan melihat kemajuan yang signifikan, terutama di Tinian Utara,” kata Wilsbach, seperti dilansir CNN, Sabtu (23/12).
Proyek pengaktifan kembali pangakalan militer Tinian ini merupakan bagian dari strategi Agile Combat Employment (ACE) militer AS, yang menurut dokumen doktrin Angkatan Udara menggeser operasi dari infrastruktur fisik terpusat ke jaringan lokasi yang lebih kecil dan tersebar. Perkiraan anggaran yang diperlukan sekitar US$78 juta.
Wilsbach tidak menjelaskan bilamana pangkalan militer tersebut akan diaktifkan. Namun ia memastikan proses pembersihan lokasi akan dimulai antara akhir tahun 2023 sampai pertengahan tahun 2024.
Selama Perang Dunia II, North Field merupakan kandang bagi armada pesawat pengebom B-29 Superfortress. Armada pesawat inilah yang mengebom Tokyo pada 10 Maret 1945. Serangan itu menewaskan sekitar 100.000 orang dan melukai satu juta orang. Namun aksi paling diingat dunia terjadi pada 6 Agustus 1945 ketika pengebom B-29 bernama Enola Gay lepas landas untuk menjatuhkan bom atom ke Hiroshima. Tiga hari berselang, B-29 lainnya yang bernama Bockscar lepas landas untuk menjatuhkan bom atom di Nagasaki.