Jakarta – Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengatakan revolusi mental yang sudah berjalan hampir 10 tahun oleh pemerintah belum berhasil.
Hal tersebut disampaikan Cak Imin saat menghadiri diskusi dan kalibrasi bersama mahasiswa Kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam kesempatan ini, Cak Imin hadir bersama pasangan capresnya, Anies Baswedan.
“Tadi pada teriak slepet, kenapa saya ngomong slepet? karena kalau mau jujur, sebenarnya yang lebih tepat itu apa, revolusi sebenarnya. Tapi kata-kata revolusi agak kacau, sejak revolusi mental gagal dijalankan dengan baik. Jadi terpaksa kasih istilah lebih mudah dan kemudian tidak mengganggu, karena 10 tahun revolusi mental jadi revolusi mental, nah itu,” ucap Cak Imin.
Cak Imin menjelaskan memilih kata ‘slepet’ agar lebih muda dipahami dan dimengerti. Dia juga mengatakan kata ‘slepet’ memberikan pesan bakal memberantas setiap permasalahan yang ada.
“Begini, kalau lihat akar masalahnya kemiskinan nggak abis-abis. Ketidakadilan terjadi dimana, sistem yang buruk itu adalah akar masalah, akar masalah yang pertama. Itu sebetulnya yang harus kita slepet saya telusuri satu,” terang Cak Imin.
Dia pun memberikan contoh masih menemukan adanya aturan yang dibuat untuk kepentingan individu maupun kelompok. Hal ini yang dianggapnya relevan untuk menerapkan aksi slepet yang dimaksud.
“Pemain bisnis merangkap pembuat aturan, menjadi rumitnya keadaan ini. Ini yang harus kita slepet, kita slepet karena apa, karena aturan harus dibuat setera, seluruh pelaku bisnis harus bisa terlibat dan setara dengan rakyat,” ungkap Cak Imin.
“Revolusi mental 10 tahun nggak ada sesuatu ya, eman-eman, sayang. Jangan-jangan dengan slepet lebih cepat gitu. Tidak usah ngomong revolusi tapi slepet aja,” imbuhnya.