Karawang – Desa menjadi wilayah yang selalu dikunjungi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, saat melakukan kampanye. Hal ini menjadi ciri khas pasangan nomor urut 3 dan membuktikan kalau keduanya tak lupa akan asalnya sebagai anak desa.
Dari ujung Sabang sampai Merauke, Ganjar dan Mahfud selalu menyempatkan waktu mengunjungi desa atau kampung untuk berdialog dengan masyarakat, termasuk para petani dan nelayan.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar- Mahfud, Arsjad Rasjid, mengatakan hal ini merupakan ciri khas dari Ganjar dan Mahfud yang tak dimiliki pasangan calon (paslon) lain.
Menurut Arsjad, bukan tanpa alasan Ganjar dan Mahfud selalu mengunjungi desa dan menampung aspirasi rakyat. Cara tersebut, justru membuktikan bahwa Ganjar dan Mahfud tak lupa asalnya.
“Ganjar Mahfud itu adalah calon presiden dan calon wakil presiden kita. Itulah nomor urut 3. Itu calon pemimpin kita, mereka datang dari desa, dari kampung, sama dengan ibu-bapak sekalian, sama banget. Alhamdulillah mereka dapat pendidikan, masuk jadi anggota DPR dan sekarang jadi capres dan cawapres, tapi aslinya datang dari desa,” kata Arsjad, dalam sosialisasi pencoblosan, di Karawang, Sabtu (23/12/2023).
Menurut Arsjad, Ganjar Pranowo bahkan sudah menunjukkan gaya turun ke desa sejak masih menjadi g
Gubernur Jawa Tengah (Jateng). Bukan hanya sekadar berkampanye, Ganjar bahkan memilih menginap di rumah warga agar dapat berdialog dalam suasana yang santai.
“Mas Ganjar itu sudah dari dulu begitu, makanya selalu ingat turun ke kampung, dan selalu mau tidur di rumah rumah Ibu-Bapak sekalian, hebat enggak? Bayangin datang ke mana-mana, tapi tidur di rumah warga, itu luar biasa. Mana ada calon yang lain begitu, enggak ada kan, enggak ada Bapak-ibu sekalian, cuma Mas Ganjar yang begitu, itulah bedanya mas Ganjar dengan capres lain,” ungkap Arsjad.
Dia memaparkan, Ganjar Pranowo juga memiliki perbedaan yang menyolok dengan capres lain, yakni Sat Set, yang artinya gesit, cepat, dan lincah.
Hal itu, juga tercermin dari program sat set yang diusung Ganjar dan Mahfud, untuk mengatasi persoalan atau masalah yang dihadapi masyarakat.
Salah satu kebijakan yang didorong Ganjar-Mahfud, yaitu memberikan subsidi pupuk dan benih, agar harganya terjangkau oleh petani. Selain itu, para petani dan nelayan pun akan diberi asuransi.
“Ganjar-Mahfud berkomitmen menaikkan subsidi pupuk. Sekarang pupuk mahal kan? Ganjar-Mahfud menjamin pupuk yang murah. Terus apa lagi? Subsidi pupuk juga naikkin, terus ada lagi mau dikasih asuransi,” tutur Arsjad.
Dia menjelaskan, asuransi untuk petani dimaksudkan agar ketika panen gagal, maka uang akan kembali karena sudah ada proteksi dari asuransi.
“Kalau nanti gagal panen, karena sudah diasuransi, nanti dapat duit (klaim) untuk itu. Tapi jangan sampai sengaja gagal panen ya. Kalau sampai terjadi gagal panen aja baru dikasih karena diganti sama asuransi,” ungkap Arsjad.
Dia memaparkan, salah satu program Ganjar-Mahfud yang dasyat untuk pemerataan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat dari kota hingga ke desa adalah KTP Sakti.
“Nah Sakti itu sebenarnya singkatan, yaitu Satu Kartu Terpadu Indonesia. Artinya kita enggak pusing-pusing, kalau banyak kartu pusing, kita taruh dompet juga enggak muat kartunya banyak. Dengan satu KTP Sakti, cukup punya satu KTP mau minta pupuk murah tinggap pakai KTP, mau dapat subsidi bisa dari KTP,” kata Arsjad.
Dia menambahkan, KTP Sakti juga lebih praktis untuk mempermudah semua layanan publik. “Dengan satu KTP mau berobat pu