|

Jakarta – Debat kedua yang diadakan KPU pada Jumat (22/12) menghadirkan ketiga pasangan calon wakil presiden, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming, dan Mahfud MD. Di sini para cawapres diminta menjawab pertanyaan dari panelis serta sanggahan dari cawapres lain. Moment menarik terjadi ketika Muhaimin Iskandar diminta menjawab pertanyaan tentang solusi masalah perkotaan.

Menurut Muhamin, kebutuhan perkotaan adalah infrastrukur yang memadai. Agar tidak terjadi penumpukan penduduk, pembangunan perkotaan harus merata. Untuk itu minimal harus dibangun 40 kota baru selevel Jakarta. Kota-kota itu nanti hanya harus mampu menampung jumlah penduduk (memiliki hunian yang layak), memiliki sarana prasarana yang memadai, serta memiliki lingkungan yang sehat.

Ia kemudian mengkritik pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara) yang dinilai tidak menjunjung azas pemerataan dan keadilan. Pasalnya, kota-kota lain di Kalimantan tidak ikut merasakan dampak pembangunan yang dilakukan di IKN.

“Balikpapan kasihan, Banjarmasin kasihan, Pontianak kasihan,” ujarnya.

Pernyataan Muhaimin ini membuat Gibran heran.

“Gus Muhaimin ini agak aneh. Pingin membangun kota selevel Jakarta tapi nggak setuju sama IKN,” kata Gibran.

Namun kritikan Muhaimin tidak berhenti di situ. Pada sesi berikutnya, ia kembali mengkritik pembangunan IKN sebagai sesuatu yang mustinya tidak diprioritaskan. Daripada membangun IKN, dananya bisa membangun sekolah-sekolah di seluruh Kalimantan. Sikap Muhaimin ini kembali dipertanyakan oleh Gibran.

“Saya ingat sekali, Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana ini, kog nggak konsisten? Dulu dukung sekarang tidak mendukung, karena menjadi wakilnya pak Anies yang mengusung tema perubahan,” jawab Gibran.

Pernyataan Gibran sesuai dengan fakta. Pada 20 April 2022, Muhaimin bersama pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melakukan potong tumpeng di IKN. Bahkan Muhaimin mendoakan agar pembangunan IKN dapat segera terselesaikan.

 

Share.
Exit mobile version