Trenggalek – Siti Atikoh Ganjar Pranowo melakukan blusukan ke Pasar Pon di Kota Trenggalek, Jawa Timur, dalam rangkaian Safari Politiknya ke Jateng-Jatim, pada Senin (18/12/3023).
Siti Atikoh yang memakai kebaya dengan paduan kerudung warna-warni terlihat anggun, langsung disambut oleh warga Trenggalek yang sedang bersantai malam di kawasan itu.
Malam itu, para seniman lokal berkumpul dan menyiapkan pentas barongan. Atikoh melayani permintaan warga bersalaman dan berfoto. Sembari ia langsung mengarahkan langkah kaki menuju pertunjukkan barongan.
Juru bicara seniman sekaligus MC acara berkali-kali mengucapkan selamat datang kepada Atikoh.
“Selamat datang calon ibu negara Ibu Siti Atikoh Ganjar Pranowo,” begitu katanya.
Pementasan pun dilakukan. Barongan atau jaranan tersebut langsung menyedot lebih banyak warga berkerumun untuk menikmati pertunjukan. Bersama Atikoh, mereka semua terlihat menikmatinya.
Tentu saja Atikoh diberi kesempatan untuk menyampaikan sepatah dua kata seusai pementasan. Setelah mengucap salam, Atikoh langsung menyampaikan betapa ia sangat menikmati pertunjukan kebudayaan tersebut.
“Saya sangat menikmati pentas yang disajikan malam ini,” kata Atikoh.
Ia mengaku, sebelum ke Trenggalek, singgah dulu di Ponorogo dan juga disuguhi penampilan reog dan gajah-gajahan. Baginya, semua itu membuktikan bahwa Indonesia memang kaya dengan kebudayaan.
“Indonesia memang sangat kaya terutama dengan kebudayaan. Ini harus diuri-uri (dijaga,red),” kata Atikoh.
Apalagi bila kebudayaan tersebut menarik perhatian anak-anak muda yang banyak hadir di kawasan Pasar Pon itu.
Dengan berkembangnya digitalisasi, menurut Atikoh, produk kebudayaan Indonesia bahkan bisa dinikmati seluruh penduduk dunia.
“Insya Allah nanti dengan digitalisasi, Insya Allah bisa dinikmati penduduk dunia. Diupload dengan menarik, akan mudah sekali viral,” tandas Atikoh.
Berkembangnya digitalisasi tersebut sejalan dengan program yang diusung Ganjar-Mahfud bila terpilih. Yang pertama adalah program Wajib Belajar 12 tahun sehingga setiap anak Indonesia minimal menempuh pendidikan hingga SMA. Masih ditambah program 1 Keluarga Tidak Mampu Minimal 1 Sarjana.
Basis anak muda yang berpendidikan itu akan memudahkan jalan ke digitalisasi. Dan digitalisasi itu akan makin didukung oleh program perluasan akses internet ke seluruh desa yang diusung Ganjar-Mahfud.
“Internet juga diharapkan aksesnya sampai ke desa, semuanya itu bisa mendapatkan fasilitas yang sama. Karena kalau misalnya, ini apalagi yang muda-muda mereka mulai berjualan online atau mencari info-info, pengetahuan-pengetahuan atau ikut influencer, ikut youtube dan sebagainya, kalau ada internet itu pekerjaannya Insya Allah bisa berjalan dengan lancar,” kata Atikoh saat berbicara di depan ibu-ibu pengrajin bambu di Trenggalek.